✨ Happy Reading ✨
📖📖📖📖
"Alena, mulai hari ini kamu berangkat sama Kakak kamu ya.." Ucap Jason.
Demi apapun seandainya Alena belum menelan sarapannya, sudah bisa dipastikan Ia akan tesedak sampai sesak nafas sekarang.
"What?! Kan, aku dianter Pak Joko, Ayah... Lagian dari kemarin habis nyampe sini Kak Kavin ga keluar kamar. Ngajak ngobrol aku aja enggak.. Keluar kamar cuman buat makan doank.." Ya.. Begitulah Alena. Banyak bicara dan gemar protes.
"Kakak kamu itu capek, Alena... Makanya dia kemarin full istirahat. Hari ini udah mulai sekolah di sekolah kamu juga.." Kata Jason lagi.
"Kalau capek, mulai sekolah nya besok aja. Atau Minggu depan gitu kek.. Aku kan belum bilang apa-apa ke temen-temen, Ayah.. Aku belum bilang ke mereka kalau aku punya kakak. Nanti mereka bisa bisa kena serangan jantung kalau taunya dadakan..."
Jason menggeleng, "Ada-ada saja.. Kalian itu masih muda. Mana ada serangan jantung..."
"Yaudah, Ayah.. Kalau Alena gamau, yaudah.." Suara datar itu memecah suasana. Bahkan Ia kini mendudukkan dirinya di kursi sebelah Alena.
Alena menatap jengkel kakak nya yang baru satu hari itu. Seriously? Padahal awalnya Alena ingin berbaik sangka kalau kakaknya itu mungkin memang lelah menempuh perjalanan jauh. Tapi, bukan.. Buktinya Kakaknya kini sudah rapih dengan seragam batunya, lengkap dengan tas ransel hitam di punggung nya yang hanya Ia cantolkan di bahu kanan nya. Juga menenteng Hoodie yang
"Bukan gitu, Kav.. Ayah hanya takut kamu kesasar. Kamu kan baru sampe Indonesia."
"Gausah khawatir, Ayah.. Oiya, Makasih juga motor nya ya, Yah.." Kavin ikut melahap sarapan nya.
"You're Welcome, Son.."
"What??! Ayah beliin dia motor?! Aku aja udah minta dari lama, Ayah selalu ga beliin.." Alena mulai protes lagi. Biasalah. Namanya juga perempuan.
"Kamu itu perempuan, Alena. Lagian kamu juga masih 15 tahun.. Ayah bakal beliin kamu mobil saja nanti kalau udah lulus SMA.."
Alena berdecak kesal, "Tahun ini aku 16 tahun, Ayah.."
"Ya.. Itu kan masih beberapa bulan lagi, Alena.."
Sementara Ayah dan putrinya tengah berdebat masalah kecil, lelaki yang bernama Kavin itu hanya memilih diam sembari menghabiskan sarapannya.
"Kavin, Maaf.. Ayah tidak bisa mengantar mu ke sekolah baru. Ayah ada urusan penting di kantor."
"It's Okay.. Aku juga sudah dewasa, Ayah.."
"Dih.. Emang kakak kelas berapa?" Tanya Alena yang mulai mencoba mengajak bicara saudara baru nya.
"12." Jawab Kavin sangat sangat singkat yang lagi-lagi membuat Alena dibuat kesal.
"Oh, gitu.. Yaudah.. Nanti di sekolah pokoknya Kakak ga boleh tebar tebar pesona ya.."
"Ga akan."

KAMU SEDANG MEMBACA
One Month
Подростковая литератураKisah Alena yang selama ini hidup sebagai anak tunggal bersama Ayahnya yang single parents. Namun, suatu hari seorang lelaki datang yang ternyata merupakan kakak kandung dari Alena yang terpisahkan karena perceraian kedua Orang Tua mereka. Kavin na...