6 : Kakak

73 15 0
                                    

Happy Reading





📖📖📖📖







Alena merasa bersalah. Perkara Kakak nya mengetahui Ia masuk ke dalam kamar. Kakak nya itu terlihat sangat marah dan tidak suka. Padahal baru beberapa menit lalu, Ia melihat senyuman tulus sang Kakak walau sangat kecil.

Kini, Alena tengah berada di depan kamar sang Kakak. Ia memutuskan untuk meminta maaf atas ketidaksopanannya masuk ke dalam kama sang Kakak tanpa izin.

Tok.. Tok.. Tok

Setelah kurang lebih 10 menit, Alena menghela nafas. Mempersiapkannya seluruh mentalnya, Ia mengetuk pintu.

"Kak.." Panggil nya.

Tak ada sahutan.

"Kak, gue mau minta maaf.."

Tak ada sahutan lagi. Alena menghela nafas. Saat Alena ingin menyerah saja dan kembali ke kamar nya. Tiba-tiba...

"Masuk."

Alena reflek berbalik. Bola matanya hampir saja keluar saking kaget nya.

"Beneran?" Alena meyakinkan lagi.

"Kalo gajadi, yaudah.. pergi Sono.." Terdengar lagi sahutan dari dalam.

Alena buru-buru membuka pintu, takut kakaknya kembali berubah pikiran.

"Kak.."

Kavin yang dilihatnya sedang duduk di kursi meja belajar nya sembari berkutat dengan beberapa buku pelajaran nya tak menyahut panggilan Alena.

Alena perlahan melangkah dan duduk di pinggiran ranjang Kavin.

"Sorry.. Kalau gue ga sopan masuk kamar Kakak.." Alena membuka pembicaraan nya lagi.

"Heum..." Kavin hanya berdehem sebagai jawaban. Tanpa sekalipun melirik Alena.

"Kak.. Gue pengen jujur.."

"Tinggal jujur." Kavin masih berusaha datar.

Alena menarik nafas panjang, "Gue kangen sama lu, kak."

Kavin menghentikan aktivitas menulisnya seketika. Namun, Ia masih belum mau berbalik menghadap ke Alena.

"Selama ini Ayah cerita banyak tentang Kakak ke gue. Gue selalu ngerasa kangen setiap Ayah cerita. Gue kesepian Kak disini. Ayah selalu kerja. Gue bersyukur dan bahagia pas Ayah ngabarin kalo Kakak mau Dateng ke Indonesia.. Tapi,.. Tapi, ngeliat Kakak yang cuek.. Gue jadi ragu dan gengsi buat deketin Kakak.. Kakak itu nyebelin." Alena mulai membuka pembicaraan panjangnya.

"Udah? Jujur nya itu doank?"

Alena mengangguk, "Sorry ya gue lancang masuk kamar Kakak, pas Kakak lagi sekolah.."

Kavin memejamkan matanya. Menahan air mata yang sebenarnya ingin terjatuh dari sana. Oh.. Ayolah.. Dia ini laki-laki. Lelaki tidak boleh menangis. Tak bohong bila Kavin sangat Bahagia akhirnya Alena memanggil dirinya dengan sebutan 'kakak' yang tulus terdengar.

One MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang