12 : Sakit Perut

73 12 1
                                    

✨ Happy Reading ✨






📖📖📖📖









"Hari ini kamu harus full bedrest, Kavin." Pria berjas putih itu menatap tajam wajah seorang lelaki yang kini terbaring di atas brankar.

"Iya, Iya, Kak Sean.. Galak amat."

"Aku ga bakal galak. Kalo kamu ga nakal. Dasar!" Sakinh gemasnya, Sean menyenggol sedikit jarum infus yang tertancap di tangan kanan Kavin.

"Ish.. Kak! Apaan sih?! Sakit!" Kavin protes.

Sean menghela nafas. Melihat wajah pasien kesayangan nya itu kian hari kian memucat.

"Kavin.. Kamu seharusnya tahu batasan.."

"Yes.. I know.." Jawab Kavin santai. Sambil pura pura memfokuskan dirinya menatap layar ponsel. Ayolah Ia terlalu pusing untuk mendengarkan segala macam nasehat dari Dokter Aneh itu.

Sean. Dokter yang bekerja di Amerika. Bertemu dengan Kavin sebagai pasiennya. Hingga ketika penyakit Kavin tak lagi bisa menjamin kesembuhan, Ia memutuskan untuk mengikuti kemanapun pasien itu pergi. Meninggalkan seluruh pekerjaan nya di Amerika. Mau bagaimana lagi? Ia sudah terlanjur sayang dengan pasien yang kini Ia anggap sebagai adiknya.

"Kavin, aku serius. Aku benar benar tak akan tinggal diam kalau kamu tak tahu batasan kamu sendiri. Aku benar benar akan membawamu dengan paksa kembali ke Amerika untuk melakukan tindakan yang seharusnya sudah aku lakukan sejak lama." Nada bicara Sean terdengar tajam.

Kavin menghela nafas kasar.

"Kak, persentase keberhasilan tindakan itu bahkan lebih kecil dari kegagalannya. Aku.. Aku hanya ingin menghabiskan sisa waktu ku dengan keluarga kecil ku yang sempat terpisah. Aku bahkan sangat bahagia bertemu dengan adikku, Kak.." Nada bicara Kavin menyendu.

Tatapan tajam Sean kini berubah menjadi tatapan penuh kepedihan.

"Kavin, apa kau tak percaya padaku?"

"Bukannya seperti itu, Kak.. Aku.. Aku hanya tak percaya pada diriku sendiri. Aku takut aku terlalu lelah untuk bertahan, Kak.." Ucap Kavin.

Sean terdiam, "Baiklah. Terserah padamu. Aku akan berjaga disini agar kau tidak kabur kaburan."

Sean mendudukkan dirinya di sofa ruangan itu.

Ting!

Kavin reflek mendudukkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kavin reflek mendudukkan dirinya. Ia harus pulang. Adiknya membutuhkan nya.

"Jangan berani-berani nya kamu beranjak dari sana, Kavin. Peraturan dariku masih berlaku. Kau paham?" Suara tegas itu seketika menyadarkan Kavin bahwa Ia tidak bisa pulang saat ini juga.

Kavin berdecak pelan. Kemudian kembali merebahkan dirinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
One MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang