.
.
.
.
.
.*****
Tidak terasa sudah seminggu Io berada di kediaman Axsaver. Terlihat jelas sekali perubahan yang dialami nya selama tinggal disana, dari tubuh kecil tak ter-urus hingga kini tubuh kecil itu mulai gembul karenaterus saja makan dan minum susu, kulit putih cerah yang mempesona dan tingkah super aktif yang tak ada lelahnya membuat pusing para Abang-abang nya.
Saat ini Io beserta kedua Abangnya yaitu Alex dan Verro sedang menikmati minggu pagi mereka di taman dekat Mansion. Setelah sarapan pagi bersama tadi, Alex dan Verro meminta izin kepada Frans bahwa mereka akan mengajak Io bersama mereka. Meski harus dibumbuhi sedikit drama dari Frans yang tidak mau jauh dari bungsunya itu. Namun hasilnya drama itu dimenangkan oleh kedua putranya.
Sebenarnya Jev dan Damian juga ingin mengikuti Adiknya, namun mereka harus mengerjakan beberapa hal penting yang menyebabkan mereka tidak bisa pergi bersama Io.
Terlihat Io sedang menikmati sosis bakar yang dijajalkan dibeberapa stand jualan yang menjual berbagai jenis makanan yang terletak dipinggir taman.
"Apakah enak Baby..?" Tanya Verro yang terus memperhatikan cara makan Io yang begitu lahap itu.
"Um..enyak cekali Aban..!"
Dengan wajah yang sudah dipenuhi saus tomat dan kecap yang hampir memenuhi wajahnya Io menjawab.
Alex yang melihat wajah berantakan sang Adik, segera membersihkan menggunakan tisu basah yang sempat dirinya bawa, ternyata ada gunanya juga.
"Baby lihat kesini..!" Panggilnya lalu mengusap lembut pipi tembam yang penuh akan saus itu dengan tisu.
"Kenapa belepotan begini hm..?"
"Hihi..enyak Aban Al"
"Pelan-pelan saja" Tambah Verro.
"Hu'um"
Io mulai melihat kearah sekumpulan anak-anak seusia nya yang sedang bermain dengan beberapa permainan yang sudah tersedia lengkap diujung sana.
Ia mulai berpikir apa bisa ia ikut bergabung ? Apa ia tidak akan diusir ? Bagaimana kalau mereka tidak menyukai nya ?
Memikirkan itu wajah yang tadi ceria langsung hilang sekejap digantikan wajah senduh yang terus saja memperhatikan wajah bahagia anak-anak itu.
Alex dan Verro menyadari perubahan suasana hati sang adik pun, mengikuti arah padang Io dan sekarang mereka paham.
"Baby..!" Panggil Alex lembut.
"Ung..?" Dipandang nya wajah tampan sang Abang.
"Kenapa hm..?" Tanyanya namun hanya gelengan yang diterimanya.
"Beritahu Abang Io mau apa ? Akan Abang berikan, tapi jangan buat ekspresi seperti itu, Abang jadi ikut sedih liat Baby seperti ini"
Alex berusaha agar Io mau mengutarakan keinginannya bukan hanya diam memendam perasaan, ia ingin Io dapat terbuka saat bersama mereka, sekarang mereka adalah keluarga bukan orang asing.
Alex tidak ingin gagal menjadi Abang untuk Adik nya, cukup Verro saja yang ia perlakukan tidak peduli. Ego dan gengsi yang membuatnya tidak peduli pada keluarganya, tapi kini berbeda tidak akan dia biarkan semua itu terulang. Sekarang berbeda dan tak akan pernah sama.
"Baby jawablah pertanyaan Abang Al " Verro tahu, Io sedang gugup saat ini. Terlihat jelas dari tangan gembul yang saling bertaut meremas satu sama lain.
Dibawanya tangan mungil itu untuk Alex genggam, mengangkat wajah yang terus menundukkan agar menatap kearahnya.
"Apa Baby tidak sayang Abang lagi..?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yulio
Short StoryYulio si kecil berusia 4th, tubuh kecil nya selalu ia bawah berkeliling ditengah terik panas matahari. Tidak ada kata lelah, yang ia tahu dirinya harus mengumpulkan barang bekas untuk dijadikan uang. Apa jadinya jika si kecil diangkat menjadi anggo...