Akhirnya yulio bisa up lagi..
Ada yang kagen sama Io..?
Maaf ya buat yang udah lama nungguin Io nya muncul lagi 🙏🏻
Happy reading and selamat menikmati :).
.
.
.
.
.
.*****
Io saat ini sudah berada di Mansion, kerena Io yang terus saja merengek meminta pulang, terpaksa Frans mengabulkan permintaan putranya itu. Ditambah dengan perkataan Damian yang mengatakan kondisi Io sudah baik-baik saja membuat Frans percaya putranya sudah baik-baik saja dan sudah boleh pulang.
Dan terlihat Io yang kini sedang bermain bersama si kembar dan juga Verro di Ruang tengah.
"Aban Pian.. gecel dikit kecana.. Bimbim na uga mau duduk dekat cini" Kata Io mencoba menggeser Fian yang duduk disamping kirinya.
"Kenapa Abang yang harus geser hm.. itu Abang Verro yang disamping Adek nggak disuruh geser..?" Protes Fian yang tidak terima dirinya disuruh pindah dari tempat duduknya, padahal dirinya saja mati-matian mempertahankan posisi ini dari El tadi.
"Eum.. Bimbim na mau dicebelah cini Aban.. alau dicitu Bimbim na ndak bica onton tipi na.." Jelas Io.
Karena posisi Fian tepat berhadapan dengan TV membuat Io kekeh menginginkan tempat itu untuk Bimbim nya.
"Huft.. Baiklah.. sini kemarikan Bimbim nya.. biar Abang Fian yang letakkan..!"
"Hu'um.. ini Bimbim na Aban" Ujarnya sambil menyerahkan Bimbim pada Fian.
Fian pun mengambil dan meletakkan aquarium kecil berisikan ikan itu disamping Io, tepat diposisi dirinya duduk tadi. Terlihat jelas sekali kesenangan Io saat berada didekat sesuatu yang ia sukai. Dan mereka juga ikut senang jika Adik mereka bahagia.
Dikarenakan hari ini adalah hari sabtu dan sekolah mereka juga sedang libur membuat sikembar serta Verro dapat leluasa menghabiskan waktu bersama si kecil mereka itu tanpa gangguan dari yang lain.
"Antengnya putra-putra Mama.." Ujar Selina yang baru datang dari arah dapur dengan membawa sesuatu ditangannya.
Melihat kedatangan sang Mama membuat Io tersenyum bahagia ditambah saat melihat yang dibawa Selina kearah mereka.
"Hihi.. Mama..! Io mau itu na.. mau itu na Mama.." Rengeknya agar Selina mau memberikan itu padanya.
"Sabar sayang.. ini pudingnya Mama buat banyak untuk Baby kecil ini hm.. jadi semuanya pasti kebagian" Ucap Selina menenangkan Io yang takut tidak kebagian punding.
"Hu'um.. Mama Io na cuka cekali pudin Mama"
"Benarkah..?"
"Um.. benal Mama" Ucapnya sambil mengangguk dengan ekspresi yang dibuat seserius mungkin. Mereka yang ada disana hanya bisa terkekeh melihat itu.
"Ma.. berikan El puding yang paling besar ya..!" Ucap El yang mencoba menjahili Io, sepertinya El ini kalau tidak mendengar tangis milik Io hidupnya itu serasa ada yang kurang ya.
"Pudin na ada yang becal..?" Tanya sambil menatap penuh tanya kearah Selina.
Cup..
"Ada sayang" Gemas Selina saat melihat Io menunjukkan ekspresi polos penuh harap itu, rasanya ia ingin sekali menguyel pipi bulat itu.
"Tentu saja ada Baby.. itu punya Abang El jadi jangan minta hm..!"
"Tenapa Io ndk boleh..?"
"Karena itu punya Abang"
"Ndak..! Tata Mama na untuk cemua.. iya tan Mama tantik.." Dasar Io, saat ditengah-tengah perdebatannya masih sempat-sempatnya ia merayu sang Mama. Sontak hal itu membuat tawa Selina lepas, saat mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yulio
Short StoryYulio si kecil berusia 4th, tubuh kecil nya selalu ia bawah berkeliling ditengah terik panas matahari. Tidak ada kata lelah, yang ia tahu dirinya harus mengumpulkan barang bekas untuk dijadikan uang. Apa jadinya jika si kecil diangkat menjadi anggo...