13

104 10 3
                                    

"Aku berangkat ya sayang" Ucap Hyunjin pada Seungmin.

"Naik apa? Mobil kamu masih di bengkel kan? Mau diantar Mang Changbin saja?"

"Lalu kau? Bukankan sekrang kau juga harus pergi untuk berbelanja bulanan? Minimarket dan kantorku beda arah sayang. Kau berangkat saja dengan Mang Changbin, ajak Jisung juga."

"Sam bisa berangkat dengan Mas Lino, iya kan Mas? Kantormu dan kantirmya Sam searah" Ucap Jisung.

"Benar, aku juga bernit menebeng padanya hari ini, boleh kan Kak Lino?"

"Eoh..Sam bisa berangkat bersamaku."

"Baiklah kalau begitu. Makan malam nanti mau makan apa?"

"Sup mungkin, aku sedang ingin makan makanan berkuah."

"Baiklah kalau begitu. Sampai bertemu makan malan nanti."

Hyunjin pun mengecup bibir Seungmin sekilas. Rutinitas yang selalu lakukan sebelum Hyunjin berangkat bekerja. Sikap Hyunjin pada Seungmin mengundang rasa iri bagi Minho. Padahal dia juga bisa mencium Jisung jika ingin. Tapi ia ingat saat ini Jisung masih marah dengannya. Tidak masalah. Nanti malam dia akan berbibacara pada Jisung.

Dalam mobil...

"Terimakasih untuk masakannya. Kau masih ingat hidangan kesukaanku."

"Tidak masalah. Kebetulan ada kau, karena itu aku memasak 2 hidangan favoritmu."

"Rasanya masih sama seperti dulu. Sangat enak."

"Pandai memasak kan aku."

"Iya pandai, tapi sayangnya kau itu pemalas."

"Benar. Aku terlalu malas memasak. Tapi demi kau aku rela melakukannya. Aku hanya berpikir kau mungkin merindukan masakanku, jadi tadi aku membuatkannya."

"Eungg.. Aku memang merindukan masakanmu."

"Lain kali jika kau ingin aku masakan lagi, bilang saja."

Entah apa yang terjadi pada mereka, tapi saat ini mereka sepertinya memang sedang ingin mengenang masalalu mereka dulu.

Tidak seharusnya mereka begitu. Masalalu ada untuk dilupakan, bukan diingat. Tapi sepertinya itu tidak berlaku bagi mereka berdua.

Mereka tidak seharusnya seperti itu apalagi saat hubungan diantara mereka sudah selesai.

_____

Malam hari..

"Sam, semalam aku dan Jisung membahas tentang bagiamana jika sesama submissive menjalin hubungan. Katanya teman Jisung ada yang seperti itu, bahkan mereka sampai menikah. Nah lalu menurut kalian bagaimana pandangan kalian terhadap seseorang yang menjalin hubungan sesama dominan"

Kompak Hyunjin dan Minho tersedak saat mendengar ucapan Seungmin.

"Kenapa sih, rusuh banget makannya. Kesedek kan?" Ucap Jisung pada Minho.

"Lagian kamu random banget sih nanya nya. Emang bisa sesama dominan ngejalin hubungan?" Ucap Hyunjin pada Seungmin.

"Lah, malah nanya balik." Ucap Seungmin pada Hyunjin.

"Mungkin saja bisa, tapi sepertinya akan sangat sulit. Diantara mereka harus ada yang mau mengalah salah satu." Ucap Minho.

Sedangkan Hyunjin hanya diam menyimak sambil memikirkan setiap pembicaraan yang dilontarkan Seungmin dan Jisung.

"Aku rasa bisa saja asal mereka harus mau saling mengerti. Tapi memang biasanya kebanyakan seorang dominan sangat sulit jika disuruh mengalah." Ucap Jisung.

"Lalu bagaimana dengan seks?" Ucap Seungmin.

"Jika mereka sama sama tidak ingin mengalah, ya menjalin hubungan yang normal saja." Ucap Jisung.

"Tanpa seks, begitu?" Ucap Seungmin.

"Bisa saja jika mau bergantian. Tapi ya sulit juga sih." Ucap Jisung

"Walaupun tidak bisa melakukan seks dan sampai masuk, tapi mereka bisa menggunakan mulut ataupun lidah kan?" Ucap Seungmin.

"Bagaimana menurutmu Sam?" Tanya Seungmin pada Sam.

"Sebuah hubungan itu bukan hanya menyangkut seks saja, tapi Cinta dan perasaan, keinginan untuk saling membagi suka duka, itulah yang paling penting. Bukan membicarakan terkait peran dominan atau submissive." Jelas Hyunjin.

Dia baru terpikir hal itu sekarang. Lalu kemana saja dulu Hyunjin? Sampe Minho kamu ceraikan :" - author.

"Yang pasti jika cinta mereka kokoh, mau mereka sama sama dominan atau submissive pun, itu tidak akan jadi masalah, kuncinya hanya perlu saling mengerti saja, harusnya mereka tidak mempermasalahkan soal submissive dominan. Itu menurutku." Ucap Hyunjin kembali sambil merutuki dirinya sendiri. Hyunjin mengatakan itu untuk dirinya sendiri, ada sedikit penyesalan pada dirinya atas gagalnya rumah tangga dia sebelumnya dengan Minho hanya karena sering memperdebatkan siapa yang pantas menjadi pihak dominan dan submissive.

'Kenapa saat itu, aku tidak bisa berpikir sampai sana.' Batin Hyunjin begitu juga dengan Minho yang sepertinya baru menyadarinya juga.

Ex-HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang