48. Sekolah?

19.9K 1.8K 488
                                    

Haii Readers Youu 🥰
Jangan lupa VOTE & KOMEN yaw
Awas Typo !!

Haii Readers Youu 🥰Jangan lupa VOTE & KOMEN yawAwas Typo !!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Previously

Aska terkekeh menanggapinya "Iya, aku gila" jawabnya lalu mencubit gemas pipi Varel "Tapi, gila yang membanggakan,"

Aska menambahkan " Dan jangan panggil aku Bang Aska lagi mulai sekarang,"

Semua orang saling memandang bingung "Lalu?" tanya Vian.

"Khusus untuk Varel, dia akan memanggilku Ayah," balas Aska dengan cengiran khasnya.

"Coba panggil Ayah, panggil aku Ayah! Ayo, cepat!" Aska menatap Varel tidak sabaran.

Varel melempar senyum manis dan polos "Lel cuka Ayam," balas Varel membuat ketiga adik kandung Aska reflek tertawa kencang, menertawakan kemalangan Aska.

🧸🧸🧸

Bagian 48

Hari yang tenang dan damai saat ini dirasakan oleh Arthur dan mungkin seluruh penghuni Jade Manor. Bagaimana tidak, masalah antara Arthur beserta seluruh anak-anaknya telah menemukan titik temu yang membuat hati setiap orang merasa lega.

Arthur dan Alan sempat terlibat perseteruan kecil tapi bisa teratasi dengan mudah. Anak sulung Arthur itu rupanya masih enggan menerima sosok lain di keluarga mereka. Sedangkan Arvind pada akhirnya bisa menurunkan sedikit egonya lalu meminta maaf terlebih dahulu pada Alan.

Rasanya Arthur bisa hidup seribu tahun lagi. Pundaknya yang dulu terasa berat seperti memikul berton-ton beban sekarang begitu ringan. Apalagi, dirinya sudah dinyatakan sembuh oleh Dylan kemarin. Jadi, dia bisa bebas bersama Varel seharian. Bersyukur James adalah Asisten yang berpengalaman sehingga bisa menghandle semuanya tanpa terkendala sama sekali.

"Dada, Lel mau koyah?"

Tubuh Arthur tersentak kecil saat Varel menaiki punggungnya dan melingkarkan kedua lengan kecilnya di leher Arthur. Senyum tipis terukir di bibir merah alami pria matang tersebut begitu Varel mendaratkan kecupan ringan di pipi kanannya.

"Baby Va bilang apa tadi? Daddy tidak dengar," balas Arthur sembari mengusap rambut lebat Varel.

Varel tertawa kecil "Lel koyah, Dada," ulangnya sedikit berbisik.

"Koyah? Apa itu? Sejenis makanan atau mainan, hm?"

Arthur menarik lembut tangan Varel agar berdiri di depannya. Mereka sedang berada di kamar Arthur sambil menonton film kartun berjudul Tayo. Itu film favorite Varel.

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang