Kelompok Ars berjalan menuju Scarlet Rose Mansion. Waktu sudah menunjukkan malam hari sehingga Scarlet bisa ikut berjalan bersama.
"Boss, bagaimana keadaanmu?" tanya Oberon sang Penyihir Salju kepada Ars. "Apa kau yakin tidak perlu kubuatkan es?"
Sebelumnya. Ars cukup terguncang saat mendengar bahwa Raja Iblis yang sangat dia benci karena telah menghancurkan dunianya itu ternyata merupakan korban dari keegoisan sekelompok manusia dan para Dewa.
"Tidak apa," jawab Ars. "Maaf jika aku sempat membuat kalian khawatir. Aku hanya terkejut saat mendengar alasan sebenarnya semua ini."
"Yah. Bagiku itu sebenarnya tidak mengherankan. Dibanding sifatnya, para Dewa memang lebih terkenal karena kekuatan dan keagungannya. Saat aku menginjak dewasa, mereka tidak memberiku pilihan lain selain memilih antara menjadi pahlawan berumur pendek atau seorang pecundang,"
"Tapi layaknya manusia atau iblis. Ada Dewa yang hanya ingin kebaikan pada dunia, tapi juga ada Dewa yang tidak segan-segan menghancurkan hidup seseorang. Dan Dewi Venus cukup terkenal dengan sifat buruknya. Arsene sendiri merupakan korbannya."
Sang Ksatria Tampan itu memegang tanda bekas Kutukan Eros yang membuatnya berseteru dengan sang kakak, sebelum kutukan itu dilenyapkan oleh sang Master, Venarosa Scarlet.
Kedua Servant Ars, Tsukasa dan Medea nampak diam saja mendengarkan. Mereka tidak bisa memahami sepenuhnya perasaan para lelaki yang hidupnya dikacaukan oleh para Dewa itu, mengingat jika mereka sendiri yang memilih untuk melayani Dewi mereka walau tahu jika kebebasan mereka akan berkurang karenanya.
Dan yang paling buruk, Scarlet, sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Dia malah berpikir jika keputusan Rosalina untuk bunuh diri karena mengetahui akan dinikahi oleh Raja Iblis adalah keputusan yang sangat tepat.
"Aku sekarang sudah baik-baik saja," ucap Ars. "Jadi ayo kita khawatirkan musuh yang mungkin telah menunggu."
Mereka tiba di depan gerbang Mansion. Melihat kedatangan Ars, salah satu penjaga gerbang yang sempat ikut dalam konflik di hutan malam sebelumnya langsung kabur masuk ke dalam.
"Sudah dimulai. Bersiaplah!"
Kelompok Ars memasuki ruangan depan dengan siaga. Pemandangan tempat itu cukup kacau dengan barang-barang yang berserakan seperti belasan tahun tidak pernah diurus.
"Istanaku!" teriak Scarlet yang nampak tidak percaya dengan kekacauan yang dia lihat.
Beberapa orang bersenjata muncul dan mulai mengelilingi kelompok Ars. Pertempuran sudah tidak terelakkan. Dan.
"Dimana pemimpin kalian!?" tanya Scarlet dengan nada lantang. Musuh mulai takut karena menyadari jika gadis berambut merah itu bukanlah iblis rendahan.
"T-Tentu saja dia menunggu di kamar utama," salah satu menjawab dengan nada agak ketakutan. "T-Tapi kami tidak akan membiarkan kalian melewati kami begitu saja-"
Scarlet melompat tinggi ke lantai atas dan melewati kelompok orang bersenjata itu begitu saja.
"Bagaimana ini, Master?" tanya Tsukasa.
"Aku akan menyusulnya. Kalian tetaplah waspada!"
"Baik!"
"Kami akan membukakan jalan!" ucap Arsene.
"Tolong lindungi Master kami yang egois itu, Boss!" lanjut Oberon.
Di lantai atas. Beberapa orang lain sudah menunggu penyusup yang datang. Tapi hal itu sama sekali tidak membuat Scarlet berhenti.
Scarlet mengangkat tangannya ke depan. Simbol Venus- Mawar Merah muncul di depan tangannya. Simbol itu lalu berubah menjadi senjata, sebuah pistol berwarna merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlet Rose Demon Princess (END)
FantasyApi yang turun dari langit telah mengakhiri umat manusia. Dan kini dunia manusia dikuasai oleh para Iblis yang datang dari dunia bawah. Tapi seorang pemuda berambut merah tidak akan membiarkannya. Menjadi manusia terakhir yang bertahan, dia berusaha...