"Aku tidak menyangka akan menemukan orang lain di bawah sini," ucap sang gadis twintail pirang dengan mahkota hitam juga gaun gothic hitam kepada kelompok Ars.
Di antara mereka telah terbaring jasad raksasa- Titan yang terbunuh oleh sang gadis bergaun hitam. Para Petty Cat lalu mulai menambang kristal raksasa yang menancap di punggung sang Titan.
"Perkenalkan. Namaku Nala. Ratu Mayat sekaligus Ratu Monster. Juga salah satu dari Putri Bencana, Singa Angkuh. Kalian akan memanggilku dengan nama Ratu Nala."
"Terimakasih sudah menyelamatkan kami, Ratu Nala," ucap Arsene.
Oh. Dia tampan, pikir Nala. "Ehm. Anggap diri kalian beruntung karena aku memang mengincar makhluk itu."
"Aku menduga jika sang Ratu mengincar kristal merah itu," ucap Oberon.
"Tentu saja! Jika ada harta karun yang belum terjamah, maka aku pasti akan mendapatkannya. Hm."
"Tapi kristal itu milik kami," ucap Scarlet.
"Apa kau bilang?" tanya Nala.
"Titan itu milik kami! Kami yang menemukannya lebih dulu!"
"Aku ragu soal itu mengingat kalian hampir saja jadi gepeng, jika aku tidak melakukan sesuatu."
"Kami akan baik-baik saja! Flame akan melakukan sesuatu sebelum Titan itu menghancurkan kami!!"
Nala melihat ke arah Arsflame. Pemuda berambut merah itu nampak terus terdiam semenjak kemunculan Nala. Seolah jika dia sebenarnya sangat takut dan berharap agar Scarlet tidak memanas-manasi sang gadis yang merupakan perwujudan dari Kematian.
"Bicara itu mudah," ucap Nala. "Tapi faktanya, aku yang membunuhnya. Jadi pergilah dari sini sebelum aku berhenti dari bersikap ramah."
Scarlet menembak salah satu Petty Cat yang mengenakan baju berwarna abu dan membuatnya meledak membentuk bunga darah.
Nala menghela nafas. "Minta maaflah dan segera pergi dari hadapanku. Kau beruntung karena aku ini adalah seorang wanita terhormat dengan hati yang besar-"
"Tidak ada yang besar dan harus dihormati dari dadamu yang kecil itu," ejek Scarlet.
"Kalau begitu, matilah." kata Nala sambil memberikan senyuman kepada kelompok di depannya itu. "Kucing-kucing. Silahkan balas saudari kalian. Tapi jangan sentuh gadis merah itu. Dia milikku."
Kelima Petty Cat yang tersisa menyerang Ars dan yang lainnya. Walau mereka sebenarnya adalah monster suruhan yang murah, Petty Cat yang dibawa Nala tergolong tingkat tinggi. Bahkan Arsene yang merupakan ksatria terlatih cukup dibuat kesulitan oleh mereka.
Di sisi lain, Nala berjalan secara perlahan ke arah Scarlet sembari menangkis sihir yang datang ke arahnya dengan hanya satu jari. Sihir Scarlet sebenarnya tidak akan bisa menembus kulit Nala yang memiliki daya tahan tujuh dunia, tapi Nala lebih mengkhawatirkan jika gaunnya akan rusak.
Saat Nala sudah semakin dekat, Ars datang dan menahan sang gadis pirang dari berjalan lebih dekat. Ars sebenarnya masih merasa takut akan Nala, tapi dibandingkan kematian, dia lebih takut membayangkan Scarlet mati di saat dia masih tidak bisa melakukan apa-apa.
"Hm?" Nala menengok ke arah datangnya Ars dan mendapati jika Petty Cat yang melawan Ars sudah pingsan. Petty Cat yang lain masih nampak membuat kewalahan para Servant.
Nala memperhatikan Ars yang telah siap dalam posisi bertarung. Kuat, pemberani, dan tidak ragu untuk mengorbankan diri demi orang lain. Tipikal sifat seorang pahlawan.
Jadi Nala akan sedikit menghormatinya. Dengan melawannya juga dengan tangan kosong.
Gaya Nala adalah Death Claw. Tehnik beladiri iblis yang mengandalkan tehnik pemotong dengan kuku dan jari. Dampaknya seperti terkena pisau itu sendiri. Tapi jika digunakan oleh Nala, maka setiap pemotong-nya seperti pedang yang sanggup membelah dua batu permata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlet Rose Demon Princess (END)
FantasyApi yang turun dari langit telah mengakhiri umat manusia. Dan kini dunia manusia dikuasai oleh para Iblis yang datang dari dunia bawah. Tapi seorang pemuda berambut merah tidak akan membiarkannya. Menjadi manusia terakhir yang bertahan, dia berusaha...