17 Merah Vs Biru

7 6 0
                                    

"Nala. Kau bilang jika si Aozora itu lebih kuat dari kekuatan penuh dirimu kan? Lantas kenapa kau membiarkan Ars bertarung dengannya?" Venarosa Scarlet bertanya.

"Rosa. Akulah yang menerima tantangannya," jawab Ars.

"Kau sudah mendengarnya," ucap Nala. "Jalan pikiran Maniak Bertarung seperti mereka memang susah dipahami."

Scarlet hanya bisa diam sembari terus melihat Ars dengan wajah kesal dan khawatir.

"Apa Master punya kesempatan menang?" tanya Tsukasa. Walau dia sendiri ragu setelah melihat Aozora menghancurkan kepala Raja Titan dengan satu pukulan.

"Sebenarnya. Mungkin di dunia ini hanya Ars yang memiliki kesempatan terbesar untuk menang melawan Aozora."

Semuanya cukup terkejut mendengarnya.

"Tapi kau bilang jika dia lebih kuat dari kekuatan penuhmu," ucap Medea. "Sedangkan satu persen dirimu lebih kuat dari Master. Apa itu salah?"

"Tidak ada yang salah," jawab Nala. "Tapi saat berhadapan dengan Aozora, logika umum kalian tidaklah berlaku."

Mereka nampak tidak memahami maksud Nala.

"Dengarkan aku, Ars." Nala memberi arahan. "Jika kau ingin menang, jangan gunakan Hiken. Bertarunglah dengan mengandalkan tehnik beladiri-mu sebaik mungkin. Aku pernah bertarung dengan kalian berdua, dan aku tahu jika tehnik beladiri kalian berada di level yang berdekatan. Tapi dibandingnya, kau punya kelebihan di fisik sebagai laki-laki, jadi kau bisa memenangkan ini tanpa harus menggunakan Hiken."

"Akan kuusahakan," jawab Ars yang kemudian berdiri dan mulai berjalan ke arah Aozora.

"Oh. Lepaskan juga Hell Striker itu. Benda itu hanya akan menjadi beban dalam pertarungan ini."

"Kenapa kau melarangnya menggunakan Hiken dan Hell Gauntlet?" tanya Arsene.

"Sudah kubilang jika logika umum di sini tidak berlaku pada Aozora. Jika ingin mengalahkannya, jangan gunakan Hiken atau tehnik semacamnya yang umumnya mustahil dilakukan oleh seorang manusia. Selama Ars tidak melakukannya, dia masih memiliki kesempatan untuk menang."

Mereka masih tidak mengerti maksud Nala. Tapi kini perhatian mereka tertuju pada Ars dan Aozora yang telah saling berhadapan.

"Jadi, Merah. Apa nama gaya bertarungmu?" tanya Aozora.

"Tinju Api."

"He. Ini akan menjadi pertarungan yang panas. Ngomong-ngomong, gaya bertarungku adalah Raja Serigala."

Pertarungan dimulai dan Aozora langsung melesat ke arah Ars dan melancarkan combo pukulan juga tendangan. Serangan gadis itu cukup kuat, tapi yang merepotkan Ars adalah kecepatannya. Aozora juga nampak ahli dalam hal counter.

"Untuk menutupi kekurangannya, Aozora menggunakan kelebihannya di bidang kecepatan. Dia juga mengasah tehnik counter dan menjadikannya tehnik andalan untuk mengalahkan musuhnya,"

"Lalu gaya Raja Serigala meningkatkan kemampuan fisiknya. Tidak hanya kecepatan dan counter-nya yang menjadi berbahaya, bahkan pukulan-nya kini sama kuatnya seperti diserang pakai palu besi."

"Palu besi?" ulang Scarlet. "Apa kau bercanda? Jika hanya segitu, mustahil Ars akan kalah!"

"Hm. Lalu siapa yang saat ini berdarah?"

"Eh?" Scarlet melihat kembali Ars dan baru menyadari jika bibirnya mengeluarkan darah.

Ars mencoba memukul Aozora, tapi gadis itu menarik kepala dan tubuhnya sedikit ke belakang dan membuat pukulan Ars lepas. Aozora lalu menggunakan counter dan kena telak ke kepala Ars. Kini hidung Ars nampak mengeluarkan darah.

Scarlet Rose Demon Princess (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang