07

1.1K 74 2
                                    

Di sebuah rumah kecil yang terletak di tengah hutan terlihat terbakar dengan seorang pemuda yang berada di dalamnya, Rakha, yang berada di luar rumah berteriak memanggil Rasya kesetanan, namun tak ada sahutan apapun. 

Rakha terbangun dari tidurnya dengan peluh yang sudah membanjiri tubuhnya, se kelebat memori yang pernah dia alami melintas di otaknya.

Rakha turun dari ranjangnya, dan pergi ke dapur mengambil air minum.

Tangannya bergetar setiap kali ingatan itu muncul, di mana seharusnya dia yang berada di rumah kecil yang terbakar itu, bukan Rasya.

Rakha yang sering mengikuti tawuran antar sekolah itu tidak memungkiri, jika di luaran sana tersebar musuhnya yang siap kapan saja menyerangnya jika ada kesempatan,

Waktu itu, ketika pulang sekolah Rasya di cegat oleh tiga orang yang berasal dari kubu Utara,

Rasya bukanlah Rakha yang pintar bela diri, Rasya sama sekali tidak mau berkecimpung di dunia yang keras Karena Rasya yang memiliki riwayat pada paru parunya dari kecil karena suatu insiden, membuatnya lemah dan tak bisa melawan ketika tiga orang itu membawanya ke sebuah rumah tua yang terletak di tengah hutan.

Rakha yang waktu itu  berada di basecamp selatan, mendengar penuturan salah satu anggotanya yang baru saja sampai dengan Terengah engah mengatakan jika Rasya di bawa oleh orang dari kubu Utara,

Dan tiba tiba terdengar notifikasi di ponsel mereka,

Salah satu anggota selatan membuka sebuah video dari nomor tak di kenal,

(Coba selamatkan pemimpin kalian dengan cepat, atau kalian akan menemukan nya hangus terbakar) ujar seseorang yang merekam sebuah rumah kecil yang sedang di siram bensin,

Rahang Rakha mengeras, dan dengan cepat ia melacak lokasi yang jadi tempat terakhir sang pengirim video berada, dan dengan cepat pergi setelah menemukan lokasinya,

Dan malam itu, adalah malam di mana hidupnya berubah total.

Orang tuanya yang semakin membencinya,  karena kejadian itu membuat keadaan Rasya bertambah parah, Rakha tau, itu semua salahnya, jika saja Rakha menjadi anak yang baik, tidak mengikuti arus kerusuhan di antara sekolahnya, maka dia tidak akan memiliki musuh sebanyak itu, yang akan membahayakan nyawanya, ataupun keluarga nya.

Rakha menghembuskan nafasnya pelan, rumah terlihat masih sepi, yang berarti orang tuanya belum ada yang pulang dari rumah sakit.

Rakha mendudukkan dirinya di kursi pantry, setelah kejadian itu, Rakha sadar jika dirinya harus mengutamakan keselamatan Rasya di atas nyawanya sendiri, dan konsekuensi yang akan ia dapatkan ketika kembali mengikuti tawuran antar sekolah.

.
.
.
.

Rakha menuruni tangga dengan seragam sekolah yang sudah rapih melekat di badannya,

"Pagi den" sapa BI asih

"Pagi bi, Rasya belum pulang yah bi?"

"Belum den, katanya ntar sore baru bisa pulang, ini bibi juga mau belanja ke pasar di suruh nyonya masak buat den Rasya" ujarnya

"Ooh, yaudah bi, Rakha berangkat sekolah dulu"

"Iya den"

.
.
.
.

Rakha berbaring di rofftop dengan menggunakan tangannya sebagai bantal, memejamkan mata menikmati sengatan sinar matahari menerpa kulit wajahnya, Sebelum seseorang menutupi Sinar yang menerpa wajahnya dengan sebuah buku,

Rakha yang tidak merasakan adanya sinar matahari di balik kelopak matanya pun membuka manik kembarnya guna melihat siapa pelaku yang mengganggu ketenangannya.

between cat and Lion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang