Dua minggu sudah berlalu, pencarian
Rakha sudah di hentikan, tidak ada titik terang sama sekali, banyak yang mengira jika Rakha sudah melebur bersama puing puing yang hancur, kini tempat itu berubah menjadi indah dengan bunga yang bertebaran dari orang yang ikut berduka dengan insiden itu.Seorang wanita dengan seragam sekolahnya menatap gundukan puing yang terlihat seperti taman bunga,
Se genggam bunga dandelion ia bawa, dan meletakkannya di antara bunga bunga yang lain.
"Janji lo mau bikin ladang dandelion buat gue kha, tapi malah bukit ini yang Lo tunjukkin ke gue" gumam Naura,
"Khaa, pulang yuk, gue berantakan di sini" sambungnya
Semilir angin menerpa wajahnya, membuat anak rambutnya berterbangan,
Satu bulir bening yang kemudian menyambut kalimatnya, Naura separah itu menyimpan ketakutan bukan Omong kosong ketika ia menyampaikan resah dan gelisah yang setiap detik mempengaruhi cara menjalani kebiasaan hari harinya.
Naura ingin berkeluh kesah kepada pria nya seperti halnya pasangan lain, Naura tertawa miris mengingat hubungannya dengan Rakha belum sampai di tahap saling mengungkapkan satu sama lain, atau mungkin belum sempat karena pria nya yang egois lebih dulu meninggalkannya sebelum Naura mengatakan jika dia juga mencintai pria nya.
Naura ingin merasakan pelukan yang nyaman seperti kemarin, tapi bagaimana caranya Jika pemilik pelukan itu sudah tiada.
"Nau.." panggil seseorang yang menemaninya,
Naura menoleh pada seseorang yang memanggil namanya.
"Sini sya" Naura melambaikan tangannya menyuruh Rasya untuk mendekat.
Rasya melangkah mendekati Naura,
"Udah waktunya pergi, teman teman sudah menunggu" ujarnya menunjuk ke arah para anggota selatan yang sedang bertengger di motor masing masing menunggu Naura kembali.
Naura mengangguk, mungkin rakha memang sudah ngga ada di sisinya, tapi Naura seperti merasakan atensi Rakha masih ada di sekitarnya.
Naura menaiki motornya di ikuti rasya, Rasya memutuskan untuk mengendarai motor Rakha, bukan Rasya ingin menggantikan, tapi rasa rindu yang membuncah membuatnya ingin selalu berhubungan dengan sesuatu yang berbau dengan saudaranya,
Rasya mulai mengenal anggota selatan dan Utara, mereka sekarang berteman, tak ada permusuhan, dan sekolah mereka pun sudah kembali seperti semula, antero galaxsi sudah baik baik saja sekarang, Karena kasus yang membuat sebagian warga sekolah terbelah sudah terpecahkan, dalang di balik semua konflik yang mendera sekolah ini sudah tak ada, fitnah dan ke salah pahaman sudah mereka selesaikan dengan damai, dan Gibran yang sudah kembali masuk ke sekolah.
Namun di balik sejarah bersatunya Antero galaxsi, ada terselip duka yang menyertai, di mana salah seorang gugur dalam misi, itu yang sering terucap dari para warga sekolah.
"Ayo berangkat" ujar Irsyad sebelum melajukan motornya di jalanan yang masih lenggang di ikuti oleh para anggotanya,
Mengunjungi lokasi itu sudah menjadi rutinitas mereka sekarang, menyaksikan gundukan puing yang sudah berubah warna karena bunga yang menghiasi di atasnya,
.
.
_________________________________________Johan memandang jauh dari atas balkon kamarnya, hukuman sang ayah sangat menyakitkan, bukan pukulan yang ia dapatkan tapi kenyataan yang memukulnya telak, bukan luka fisik yang ia torehkan, tapi luka batin yang amat menyakitkan.
Kebenaran yang mengatakan jika Rakha hanya ingin melindungi keluarganya dari sang paman.
"Rakha.." gumam Johan, sekarang seperti mantra baginya menyebut nama Rakha,
Jika saja jazad sang anak di ketemukan, Johan tak akan merasa se kehilangan ini.
Bukan cuman Johan, Elsa dan rasya pun merasakan dampak dari kepergian Rakha,
Elsa yang selalu memberikan tempat di meja makan untuk Rakha,
Dan Rasya yang selalu menempati kamar saudaranya,
Mereka memiliki luka mereka masing masing dan mencoba untuk meresapi rasa sakitnya, karena sejatinya obat yang mereka butuhkan hanya kehadiran Rakha.
.
.
.
________________________________________Rasya memasuki rumahnya dan melangkah ke dapur guna menghilangkan dahaganya netranya melihat sang ibu sedang yang sedang berkutat di dapur,
"Mah" panggil lirih raya membuat Elsa menolehkan kepalanya,
"Rasya," lirih elsa
Rasya tau, Elsa sedang menggambarkan betapa miripnya ia dengan sang adik sekarang,
Rakha yang bar bar, Rakha yang berandal namun bukan pemberontak.
"Rasya ke kamar dulu" ujarnya dan berlalu pergi dari hadapan Elsa, tak ada senyuman, tak ada pelukan, semuanya hambar bagi Rasya,
.
Semuanya sudah tak lagi sama,
Aku tak memahami apapun,
Semua yang keluar hanya tawa,
Aku hanya tertawa,
Ketika aku tertawa hingga hancur,
Aku hanya ingin bertanya satu hal,
Mengapa kita berpisah?
Kita datang ke dunia bersama,
Hidup bersama,
Besar bersama,
Tapi kau meninggalkanku duluan,
Pergi tanpa jejak,
tanpa menungguku, tanpa menoleh ke belakang,
Menghancurkan semua yang kau tinggalkan.
_________________________________________
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Di belahan bumi lain, seseorang dengan jas yang melekat pada tubuh proporsional nya, berdiri menyender pada tralis jendela memandang bulan yang terlihat indah di malam yang terasa dingin.
Pria itu menghembuskan nafasnya pelan, lalu beralih memandang seseorang yang terlihat damai terpejam di atas ranjang beberapa hari ini.
"Jangan terlalu lama tidurnya, kau seperti putri salju saja" ujarnya.
"Tak ingin bangun sebentar untuk menyapaku?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.End...
Cuap cuap:
Maaf, tanpa revisi,
Udah end ya guys, maaf bila tidak puas,
Aku tidak pernah menjanjikan jika cerita ini bakal sad ataupun happy ending,
Buat semua yang sudah baca, vote dan komen, terimakasih banyak, tanpa kalian aku tak akan bisa menyelesaikan ceritaku.
Sayang kalian banyak banyak ❤️
Sampai jumpa di cerita ku selanjutnya, pay pay 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
between cat and Lion
Fanfictionsi kembar Rakha dan rasya, di besarkan di tempat yang sama, oleh tangan yang sama, namun dengan kasih sayang yang berbeda.