14

1K 76 4
                                    

Naura dan Gibran melangkah memasuki rumah Rakha setelah di persilahkan masuk oleh bi asih,

"Den Rakha ada di kamar non, tadi berpesan kalo ada temannya Dateng suruh naik aja ke atas katanya" jelas bi asih

"Baik bi, terimakasih" ujar gibran,

ketika Naura dan Gibran hendak naik ke tangga, suara deburan menyapa Telinga mereka,

"Apa itu?" Ujar Gibran menghentikan langkahnya,

"Kita cek" Naura berlari mengecek asal suara,

Sampai di kolam samping rumah, mereka melihat seseorang yang sudah tenggelam hampir ke dasar kolam sebelum Gibran meloncat untuk menyelamatkannya.

Di dalam air Gibran berusaha meraih seseorang itu, ketika lengannya sudah ia genggam,  kemudian gibran menyeret orang itu ke permukaan,,

"Nau tolong" ujar Gibran ketika ia berhasil mengangkat seseorang itu,

Naura dengan cekatan membantu Gibran untuk mengangkatnya ke pinggir kolam,

"Rakha?," gumam Naura,

Naura dengan cepat memberikan CPR buat Rakha,

"Ayo khaa," gumamnya

"Bertahan kha" satu bulir bening mulai meluncur bebas dari kelopak matanya

"Ayo kha, gue mohon" isakkan Naura pun terdengar, dengan masih memberikan cpr untuk Rakha.

"Biar gue" ujar Gibran yang melihat sahabatnya sedikit kacau

Gibran gantian memberi CPR, mencoba mengambil kembali nafas yang perlahan mulai meninggalkan sang pemilik,

"Ayo, sedikit lagi," gumam Gibran mencoba meyakinkan dirinya,

"Lo ga bisa giniin gue kha" teriak Naura sambil menyingkirkan Gibran dan memukul keras dada Rakha membuatnya terbatuk memuntahkan air yang ada di dalam,

Terlihat seperti Raka sedang mengais udara dengan brutal, membuat Naura dengan sigap mengangkat kepala Rakha dan memeluknya,

"Hiks, Lo jahat khaa, Lo bikin gue takut" ujarnya terisak dengan masih memeluk kepala Rakha

"Kenapa gue masih hidup?" Ujar Rakha, dengan mata yang bergetar,

"Lo jangan hiks mati, ngga boleh," rancau Naura mengeraskan tangisan nya.

Satu bulir bening keluar dari netra Rakha, meluncur melewati pipi, Rakha kecewa, karena gagal mengabulkan harapan ayahnya lagi.

Gibran memejamkan mata erat, melihat dua sahabat nya SE kacau ini,  dan mendongakkan kepalanya, melihat siluet seseorang yang berada di balkon atas,

_ayah macam apa yang hanya diam melihat anaknya meregang nyawa, batin Gibran sebelum siluet itu pergi.

.
.

Johan memasuki kamar Rasya, dan memandang Rasya yang terlihat sudah bangun,

"Pah, pah ngapain di depan pintu?" Lirihnya

Johan tersenyum tipis dan menghampiri sang putra,

"Ngga papa kok, kamu udah bangun sayang? Gimana? Apa ada yang sakit hm? Hbis di hukum yah? Lain kali, biarin Rakha aja yang jalanin yah" ujar Johan sambil mengelus rambut Rasya, Tersenyum  dan mengangguk kecil,

"Sayang," panggil seorang wanita yang baru masuk ke dalam kamar dengan berjalan cepat,

"Mama?"

"Kamu udah baikan?" Tanya Elsa sambil mendudukkan dirinya di tepi ranjang

between cat and Lion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang