13

1K 78 15
                                    

Elsa memperhatikan pisau yang ada di genggamannya dengan pandangan kosong sebelum Johan mengambilnya dan melemparkannya ke sembarang arah.

"Jangan harap," tegas Johan sebelum pergi membawa elsa dari hadapan Rakha.

"Aarrrrgghh" teriak Rakha meluapkan emosi nya.

_______________________________________

Pagi yang cerah dengan sinar matahari yang mengintip malu malu di balik gorden jendela kamar.

Rakha membuka kedua maniknya menilik jam di nakas sudah menunjukkan pukul 06:00.

Dengan malas dia bangkit dari kasurnya,  dan mengambil ponsel untuk memberi pesan pada sang pujaan untuk pertanda bahwa hari ini dia masih bernafas.

(Pagi yang cerah hanya untuk kamu dande nya lion)

Rakha pergi ke kamar mandi setelah memastikan pesannya terkirim.

.
.

Rakha menuruni tangga setelah rapih dengan seragamnya, yang di maksud rapih menurut rakha, kancing kemeja yang sama sekali tidak terpasang memperlihatkan kaos putih bagian dalamnya, dan juga jaket yang sudah menjadi ciri khasnya.

SE isi meja makan hanya melirik Rakha tanpa suara, termasuk Rasya,

Rakha melewati meja makan untuk pergi ke dapur, mengambil air putih.

"Den Rakha ngga sarapan?" Tanya bi asih yang di balas gelengan oleh Rakha.

"Air putih aja bi yang gratis, Rakha ambil satu botol ya bi" ujarnya lalu pergi meninggalkan ruangan, dada Rakha sesak melihat Rasya yang sama sekali tidak merespon nya seperti dulu.

"Ngga papa sya, Lo harus belajar hidup tanpa gue, karena gue juga ngga yakin bakalan terus ada di samping Lo atau ngga" gumam Rakha sebelum menaiki motornya dan pergi dari halaman rumah untuk pergi ke sekolah.

.
.
.

"Ini kemanisan" gumam Gibran yang jelas di dengar oleh sang ayah,

"Kalau begitu bikin sendiri" ujar Arkan jengkel, karena Gibran yang banyak maunya.

Gibran duduk di salah satu kursi dengan kopi kemanisan yang ada di tangannya.

"Kamu ngga ada niatan Pindah ke selatan aja gib" ujar arkan memecah keheningan.

"Biar begini aja dulu yah, aku akan kembali jika semua sudah membaik"

"Ngga papa emng mengulang?"

"Ga papa, anak ayah kan cerdas" Arkan merotasikan bola matanya

"Terserah kamu, ayah mau ke kantor, jangan bikin ulah di rumah"

"Iya Ayah,"

Setelah Arkan pergi, Gibran mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang lalu pergi setelahnya.

.
.
.
.

Rasya memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah, dia keluar mobil dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya.

Irsyad yang berlari menghampirinya pun tak dia gubris,

"Lo kenapa sih sya, gue panggilin juga, "

Rasya melepas earphone yang berada di telinganya,

"Apaan sih syad"

"Lo tau di mana Rakha?"

"Emang harus yah gue selalu tau tentang dia? Jawaban rasya membuat Irsyad mengerutkan dahinya.

"Lo kok gitu sih"

Rasya berdecak dan pergi dari hadapan Irsyad.

"Itu anak kenapa sih, udah cosplay jadi Rakha apa" heran Irsyad, karena biasanya Rasya adalah orang yang ramah dengan senyuman yang tak pernah luntur dari belah bibirnya.

between cat and Lion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang