Sebelumnya terimakasih banyak untuk GinaSetiawan8 yang kemaren kasih saran nama sekolah❤️ udah aku terapin di chap ini, langsung aja baca..
Happy reading....
_______________________________________
Rakha menggeram tertahan ketika Gibran menuang alkohol pada lukanya.
"Kha.." panggil Naura ketika Rakha terlalu erat menggenggam tangannya
"Sorry nau" ujar Rakha yang di anggukki oleh naura,
"Udah selesai kok" Gibran kembali menyimpan kotak p3k nya,
Mereka memutuskan untuk pergi ke rumah Gibran setelah perdebatan yang cukup sengit antara Rakha Naura dan Gibran,
"Aturan tadi Lo ga batu buat di rawat di rumah sakit aja" ucap Naura
"Naura, hal yang paling gue suka di dunia ini itu adalah lo, dan hal yang paling gue benci di dunia ini itu rumah sakit" ujarnya dengan menatap wajah naura, membuat Gibran merotasi kan bola matanya, heran saja, bocah ganas macam Rakha bisa jadi kucing jika bersama Naura.
_dia nyatain perasaannya ke gw apa giman sih_ batin Naura nelangsa.
"Ekhm," suara seseorang yang datang dari pintu depan membuat atensi mereka bertiga beralih ke arahnya.
"Ayah" lirih Gibran.
"Teman barumu?" Tanya Arkan ayah Gibran yang masih terlihat muda di usia nya yang sudah menginjak kepala lima.
"Saya Rakha om" Rakha mengulurkan tangannya bersalaman kepada orang yang lebih tua.
"Saya seperti tidak asing dengan kamu," ujar Arkan sambil mengamati wajah Rakha,
"Aku adalah dua bocah kembar berseragam TK yang meminta tolong di pinggir jembatan beberapa tahun silam" ujar rakha mengingatkan
"kalian si twins korban penculikan waktu itu?" Tanya Arkan yang di balas anggukkan oleh Rakha.
Gibran dan naura yang ikut mendengarkan hanya saling memandang dan mengangkat bahu tidak mengerti.
"Sepertinya ada yang aku lewatkan" celetuk Gibran meminta penjelasan.
Arkan berdehem, dan menatap mereka satu persatu sebelum menjelaskan. ini akan jadi kisah yang panjang, batin Arkan.
.
.
.
.Di markas Utara.
Kevin menghembuskan nafas pelan setelah mendapat laporan dari salah satu anggotanya.
Vadel, seorang anggota kepercayaan nya kalah bahkan dengan lima bodyguard di samping nya, yang benar saja, batin Kevin
"Bos, Gibran ikut andil dalam penyerangan" ujarnya,
"Sudah ku duga, besok kumpulkan semua anggota, dan aku akan membuatnya menyesal telah berkhianat kepada kita" ujar Kevin tersenyum sinis.
"Gue akan bikin hari besok adalah hari terburuk buat Lo gib, bahkan sampai Lo merasa jika mati akan lebih baik" sambung nya.
.
.
.
.
.Rasya mengedarkan pandangannya di setiap sudut ruangan, dan menghela nafasnya pelan, rasa kecewa timbul pada dirinya karena sama sekali tidak melihat atensi Rakha,
_kemana sih ko kha_ batin Rasya.
"Kenapa anak mama sedih hmm?" Tanya elsa,
"Ga papa mah, Rasya udah pengen pulang" jawabnya.
"Iya sayang, besok kita pulang, yang penting kamu harus nurut apa kata dokter yah" ujar Elsa sambil mengelus rambut Rasya, membuat Rasya teringat kalimat yang pernah di lontarkan oleh Rakha kecil dulu,
KAMU SEDANG MEMBACA
between cat and Lion
Fanfictionsi kembar Rakha dan rasya, di besarkan di tempat yang sama, oleh tangan yang sama, namun dengan kasih sayang yang berbeda.