Kaos Kaki Motif Awan

36 23 4
                                    

Setiap manusia yang hidup di dunia ini, pasti berharap tidak akan pernah ditinggalkan oleh seseorang yang dicintainya. Akan tetapi, jika waktunya tiba, kita harus bisa merelakan kepergiannya, sambil menunggu dirinya di tempat yang hanya kalian dengan orang itu yang tahu.

Beberapa orang membuat hidup kita lebih dewasa dan bahagia hanya karena keberadaan mereka, maka, sepatutnya kita harus mengucapkan terimakasih kepada mereka, karena sudah datang dan ada di kehidupan kita ini. Sebab kita tidak tahu, kapan mereka akan pergi dari kita.

***

Setelah pembicaraan melalui pesan semalam, akhirnya kami menjadi semakin dekat dan akrab.

Beberapa hari kemudian, tepatnya pada tanggal 2 Oktober dan bertepatan pada hari batik nasional. Aku memutuskan untuk menawarkan diri untuk mengantarnya pulang ke tempat ia tinggal sementara selama di kota ini.

"Gea, mau pulang bareng denganku?"

Pintaku dengan harap.

"Serius, Dim? Tapi nanti aku ngerepotin kamu, loh."

"Tak apa, kok, Ge. Kan aku yang menawari mu."

"Ayoo, tapi aku selesai kampus jam 2:40 sore."

"Iyaa, tak apa. Nanti aku jemput kamu, yah."

***

Karena gedung per-Fakultas itu terpisah-pisah. Dan jaraknya juga agak lumayan jauh. Sedangkan aku, aku di gedung utama kampus, dan itu khusus untuk Fakultas Ekonomi. Sedangkan dia, karena dia mengambil mata kuliah Hukum dan Pendidikan juga, jadinya dia agak terpisah dariku.

***

Dikarenakan aku pulang lebih cepat dari dirinya, aku bermaksud untuk melepaskan lelah setelah terlalu banyak tugas di kampus, akhirnya aku pulang ke rumah. Setelah lama menunggu waktu, tak sengaja aku tertidur. Tak lama dia menelepon beberapakali dan mengirim pesan kepadaku.

"Dim, jadi, gak?"

Wah, sial. Ternyata sudah hampir jam 3 sore. Karena butuh waktu tempuh yang cukup jauh, aku terpaksa tidak mandi lagi, hanya cuci muka dan gosok gigi, lalu berangkat.

"Maaf, yah. Aku ketiduran."

"Gak apa-apa, Dim. Ya udah cepat ke sini."

"Tunggu, Ge."

Setelah sampai di sana, tak lupa, aku kembali meminta maaf kepadanya.

***

Selama di perjalanan pulang, kami berbicara banyak hal. Tentang bagaimana kehidupan kampus di sini, bagaimana orang-orang nya, dan apa kesan dia selama menempuh pendidikan di kampus ini. Dan banyak hal lainnya.

Dan setelah sampai, aku merasa bahagia. Ternyata, tak hanya cantik, tapi dia juga sangat pintar. Ia memiliki wawasan luas seputar dunia pendidikan, karena dia juga seorang tenaga pengajar di tempat asalnya.

Dan yang paling membuat ku bahagia adalah: kami memiliki cita-cita yang sama; menjadi seorang guru.

***

Diantara semua ketidaksengajaan perihal pertemuan, terkadang ada yang membuat hidup kita menjadi lebih berbeda. Seandainya saja, ada yang berubah sedikit saja di kehidupan kita. Misalnya, dahulu kita tidak pernah dipertemukan dengan seseorang yang menjadikan kita seperti sekarang, mungkin kehidupan ini akan jauh berbeda. Sama halnya, seandainya dahulu kedua orang tua kita tidak bertemu di suatu tempat, misalnya. Mungkin kita tidak pernah ada di dalam sebuah realitas ini, kita tidak pernah hidup di dunia ini.

***

Bagaimana jika kita bisa mengetahui bahwa seseorang yang sedang bersama kita sekarang ini, suatu saat akan pergi dan meninggalkan kita. Bukankah itu sangat menyakitkan untuk hati kita?

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang