Teratai Putih

23 13 2
                                    

Di hari senin ini, aku akan melangsungkan Ujian Akhir Semester (UAS) dengan tiga mata kuliah. Pertama adalah sosiologi ekonomi, kedua adalah manajemen sumber daya manusia, dan ketiga adalah manajemen pemasaran. Aku sungguh merasa sangat percaya diri, sebab tidak ada hitung-hitungan dari ketiga mata kuliah ini, hanya sekadar teori saja. Dan benar, karena malamnya aku sudah mengulas beberapa materi, jadi aku tidak merasa kesulitan untuk mengerjakan ujian ini.

Aku selesai lebih awal dari Gea, dan harus menunggunya selama 2.5 jam, namun ini tidak apa-apa, karena aku juga sudah berjanji untuk menemaninya pergi hari ini. Akhirnya ku tinggalkan pesan untuk dirinya, bahwa aku akan menunggunya.

"Gea, aku menunggu di warung kopi biasa aku di sana, ya."

***

Teratai (Nymphaea) adalah nama genus untuk tanaman air dari suku Nymphaeacea. Atau dalam bahasa Inggris disebut dengan water-lily. Teratai adalah tanaman yang unik. Teratai yang tumbuh di air yang berlumpur (kotor,coklat), warna bunganya malah akan menjadi lebih cemerlang. Jika warna bunganya putih, ia akan lebih putih, bila berwarna merah, ia akan lebih merah, dan bila berwarna merah muda, ia akan lebih merah muda.

***

Pada hari ini, aku memutuskan membawa Gea ke sebuah danau di dekat rumahku. Menikmati gemersik dedaunan yang saling menjaga satu sama lain, dan melihat keheningan air danau yang sesekali memunculkan gelombang-gelombang kecil akibat hembusan angin; yang membuat hidup larut dalam elegi alam.
Dengan suasana sederhana ini, aku mencoba agar ia tidak memikirkan masalah yang tengah ia hadapi. Dan menurutku, dengan melihat keheningan air, segala macam masalah akan hilang; walau hanya sementara.

Ku tatap ke dua mata indah itu. Aku menyadari bahwa yang kulihat ada begitu banyak duka yang terpantul di sana. Dan aku mencoba untuk menghibur dirinya; dengan memberikan sedikit gurauan dan sedikit pengetahuan.

"Kamu tahu, Gea. Kamu itu seperti teratai yang mengapung di tepian danau ini."

"Kenapa begitu, Dim?"

"Iya, kamu tetaplah bersinar meskipun berada di atas air yang keruh."

Ia menatapku dengan heran.

"Maksud kamu, Dim?"

"Maksudku, dengan segala macam masalah yang menimpa mu saat ini, kamu tetap menjadi pribadi yang tenang, tidak terkontaminasi,dan malah semakin lebih cantik."

Aku mencoba menggapai salah satu bunga teratai yang berada di tepi danau.

"...lihatlah, begitu cantik dan berkilau, bukan?"

Dengan sedikit berkaca-kaca dan tersenyum, ia meraih tanganku. Aku pun reflek melihat ke arahnya.

"Terimakasih, Dim. Aku sedikit terobati dengan kamu berada di sini; disisi ku. Aku berharap kau tetap hidup dan melihatku tumbuh. Seperti teratai itu!"

"Sejujurnya, aku lah yang sangat berterimakasih atas kehadiran dirimu, Gea." Dengan menggenggam erat tangannya. "...kita hanya menjalani waktu yang singkat di sini, Gea. Dan kita meninggalkan jejak-jejak yang fana. Seperti riak di air tenang beberapa detik setelah seekor ikan muncul untuk menghirup udara."

Semuanya terasa begitu sangat bahagia di sini. Namun di balik kebahagiaan itu, di masing-masing diri kita, terdapat duka yang tidak bisa kita utarakan satu sama lain.

Sejujurnya, aku tidak akan pernah lupa bahwa aku pernah mencintainya, dan berharap memiliki nya. Gea bagiku, adalah cerita terbaik di akhir tahun 2023, dan tetap akan terus ku ingat sampai waktuku tiba. Meskipun pada akhirnya aku dan Gea tidak menjadi satu, tapi aku bahagia mengenalnya. Dan walaupun sepasang mata yang kini ku tatap hari ini bukan lagi bayang ku, namun semua segala hal baik tentang dirinya akan selalu ku kenang.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang