Hari terakhir Ujian Semester. Ujian akan dilaksanakan pada siang hari, tapi sebelum itu, aku sudah bangun dan belajar demi bisa mengerjakan ujian ini dengan baik. Hari ini aku akan melangsungkan Ujian pada mata kuliah "Statistika", jadi perlu persiapan ekstra karena mata kuliah ini agak sulit untuk dikerjakan nanti.
Banyak orang mengatakan bahwa statistik dan statistika itu sama, padahal ada sedikit perbedaan di sana. Sederhananya, statistika adalah sebuah disiplin ilmu tentang data-data numerik yang mengacu pada sebuah penghitungan. Bisa berupa diagram atau sebuah survei. Di dalam metodologi, kita biasa menyebutnya sebagai kuantitatif. Sedangkan untuk Statistik adalah sebuah data, atau angka yang di uji di dalam ilmu statistika.
***
Untuk sebagian orang, memilih pasangan yang ideal adalah sebuah keharusan. Memilih seseorang yang berparas cantik atau tampan, tinggi atau pendek, kurus atau tinggi, berkulit putih atau tidak. Tapi semua itu menjadi tidak relevan sebab kitalah yang menentukan parameter itu! Jadi, sebenarnya tidak ada pasangan yang ideal itu.
Terkadang, kita juga sering merasa tidak puas dengan penampilan kita sendiri, hanya karena orang lain tidak menyukainya. Entah karena pakaian yang kita kenakan terlihat kuno, tubuh kita yang tidak tinggi, atau kita tidak mempunyai handphone merk terkini. Yang paling buruk dari itu semua adalah karena kita dianggap tidak memiliki paras yang tampan atau cantik. Sehingga kita sering bertanya-tanya pada diri sendiri: "Apakah aku terlahir tidak sempurna?" Namun, apakah sebenarnya kesempurnaan itu? Apakah hal yang sesungguhnya menentukan penampilan kita?
Bukankah mengherankan jika kita tidak bisa mengenal diri kita sendiri? Dan bukankah tidak masuk akal bahwa kita tidak pernah diizinkan orang lain untuk menentukan penampilan kita sendiri? Menjadi sedikit lebih beda dari kebanyakan orang bukanlah sesuatu yang buruk, justru itu menimbulkan suatu ciri khusus terhadap diri kita; kita punya kebebasan menentukan diri kita sendiri mau seperti apa. Dan itu lebih baik daripada kita harus mengikuti apa yang menjadi ketentuan orang lain.
***
Setelah mempelajari materi untuk ujian nanti, aku kembali termenung di atas kasur ku, menatap indah langit-langit dan lampu di kamar ku yang sesekali bercerita tentang betapa indahnya menjadi sedikit berbeda; karena kita memiliki kebebasan.
"Apakah aku harus menjadi sesuatu yang diharapkan orang lain?"
Tapi alangkah ruginya jika aku sudah berusaha berjuang untuk menjadi apa yang mereka inginkan, namun pada akhirnya tetap tidak sesuai dengan harapan mereka. Dan itu sangat membuang waktu.
Aku harus percaya pada diriku sendiri, aku harus punya pemikiran sendiri tentang diriku dan bukannya orang lain. Meskipun suatu hari aku tidak bisa membuktikan nya, setidaknya aku sendiri lah yang bertanggung jawab, dan bukannya orang lain. Karena orang lain terkadang hanya bisa memberi komentar tentang bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan ini, tanpa pernah bisa mengerti tentang bagaimana kemampuan kita untuk menjalani kehidupan ini. Dan itu sangat lah berbeda. Bayangkan jika kita dipaksa untuk menjalani kehidupan yang sejatinya di luar kendali kita. Mungkin hanya perasaan menyesal yang nantinya kita terima; dan satu-satunya pelajaran yang kita dapatkan dari penyesalan itu adalah "bahwa kita terlalu menurut dengan kehidupan yang di katakan orang lain, sehingga kita kehilangan diri kita sendiri".
***
Tak terasa, karena terlalu banyak memikirkan hal-hal di luar pembelajaran, hampir saja aku lupa untuk siap-siap mandi dan pergi kuliah.
Sekarang ini pukul 10:00 WIB, dan setengah jam lagi ujian akan segera dimulai. Ku pacu sepeda motorku dengan cepat, karena jarak rumah ke kampus itu tidak jauh, hanya sekitar 10 menit saja.
Setibanya aku di kampus, ternyata masih ada waktu sekitar kurang lebih dua puluh menit. Karena aku terlalu bosan karena harus menunggu di dalam kelas, jadi seperti biasa, aku menyempatkan diri untuk ke warung tempat biasa aku berkumpul dengan teman-teman kelas ku sebelum masuk ke kelas. Aku memesan kopi dan membakar satu batang rokok yang tersisa dari semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu
Romancekisah cinta yang berbeda berlipat ganda. Agama, Suku, Ras, dan Kota. Mungkin memang tak ada yang salah dalam mencintai, akan tetapi, terkadang cinta itu tumbuh di sebuah ruang dan waktu yang salah. Ini adalah sebuah kisah tentang seorang Mahasiswa b...