Senandika/se·nan·di·ka/ n wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri di dalam drama yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, konflik batin yang paling dalam dari tokoh tersebut, atau untuk menyajikan informasi yang d...
Benteng terlalu tinggi sering kali menjadi gambaran hubungan asmara yang tidak berada dalam satu agama. Hubungan asmara yang terjalin dimana dua insan memiliki keyakinan yang berbeda. Tapi, apa istilah ini masih berlaku juga bila berhadapan dengan keyakinan yang sama tapi mazhab yang berbeda?
Kiranya kalau beda agama memang sudah jelas dari awal kita berbeda, akan sulit jalan yang akan ditempuh. Tapi, saat posisi kita berada dalam keyakinan yang sama tapi sudut pandang dalam beragama kita berbeda rasanya seperti berjalan diatas medan ranjau.
Ibaratnya, kita berada dalam kapal yang sama, tetapi memiliki dua nahkoda. Mempunyai tujuan yang sama hanya saja satu ingin pergi ke arah utara, satu ingin pergi ke arah selatan yang nanti akan sama saja bertemu dititik yang sama.
Ini terasa berat ketika menempuh perjalanan masing-masing tanpa pendamping, karena pendampingnya akan bertolak belakang dengan kita. Hal ini sudah tidak lagi berhubungan dengan cinta tapi prinsip hidup.
Hampir 10 tahun berada dalam hubungan yang tidak jelas, antara akan dilanjutkan dengan penuh kejutan atau berhenti sampai disini, melepaskan belenggu satu sama lain untuk mencari pendamping yang berada dalam jalur yang sama.
Hubungan kita hanya lebih baik cukup sebagai teman tidak bisa menjadi kekasih apalagi menjadi pendamping seumur hidup karena jalan yang kita temuinya nanti akan jauh lebih terjal serta penuh kejutan tanpa adanya prediksi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
