Senandika/se·nan·di·ka/ n wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri di dalam drama yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, konflik batin yang paling dalam dari tokoh tersebut, atau untuk menyajikan informasi yang d...
Aku terbangun dari tidur karena merasa kedinginan. Badanku menggigil takaruan, saat membuka mata aku merasa menyesal karena aku berada di hutan berantara dengan puing-puing pesawat.
Aku tidak tahu mengapa aku berada disini, aku lihat beberapa orang sangat mengenaskan tapi aku tidak melihat orang tuanya disana.
Aku merasakan sendirian, tidak ada hawa kehidupan yang membuatku bangkit mencari pertolongan.
Dengan susah payah aku berjalan menyusuri hutan, mencari pertolongan yang akh tidak tahu dimana dan kepada siapa.
Semakin aku berjalan, terasa semakin dalam aku memasuki hutan. Suasana terasa semakin mencekam, udara semakin terasa dingin, langit terlihat gelap dan pepohonan semakin lebat.
Semakin berjalan aku mendengar langkah kaki seekor binatang. Grusuk dedaunan yang terdengar seperti berasal dari pergerakan yang menyenggolnya.
Aku semakin mempercepat langkahku, mencari tempat aman agar aku dapat menghindari dari ancaman tersebut.
Semakin lama langkahku semakin cepat dan berakhir berlari. Di ujung pandangku, aku melihat gua dan itu akan menjadi tujuanku.
Aku berhasil masuk ke dalam gua yang sangat gelap. Bersusah payah aku masuk dalam gua yang tertutup batu, disana terdapat celah kecil membuat diriku berhasil berada didalam gua.
Aku menenangkan diri, di balik batu besar yang menutupi gua. Tidak lama terdengar suara hewan yang biasa aku tonton di TV. Suara geram yang tidak asing, tidak lama aku melihat kuku panjang berasa dari harimau yang berusaha masuk.
Suasana semakin menakutkan, akhirnya aku memasuki gua, menelusuri mencari jalan lain.
Saat aku berjalan, aku tidak sengaja menginjak sesuatu yang kenyal, saat aku memegang ternyata itu bersisik kecil. Dan aku tidak sadarkan diri ketika ia mengigit kakiku.
Aku terhenyak bangun, ku kira ini nyata, keringat tubuhku sungguh bercucuran. Untung ini hanyalah mimpi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
