say what we want

735 101 14
                                    

Sasuke

|Kaki lo gimana?

Gak mau nanya kabar aku aja gitu :3|

|Kabar kaki lo gimana?

Apasi nanya kaki mulu, gk bisa jalan|
Emang kamu ngapa nanya?|
Mau ngajak jalan kah :>|

|Kayak bisa jalan aja

Jangan langsung ulti dong!|

Sakura melempar ponselnya ke kasur, sore tadi ia ingin lebih lama bersama Sasuke namun Sasori lebih dulu datang menjemput nya, lupakan tentang Ino yang tidak jadi datang karena harus menemui dosen pembimbing akademik nya.

Besok ia memiliki kelas sore, Sasori tentu tidak bisa mengantarnya ke kampus. Namun lelaki itu tetap pada pendiriannya untuk menemani Sakura.

Pintu kamarnya di buka, menampilkan raut aneh Sasori yang mengunakan training olahraga dengan kaos hitam, lelaki itu membuka pintu kamar Sakura hanya untuk melihat lihat.

"Nyari apa lo?"

"Gak." Dan lelaki itu keluar kamar tanpa menutup pintu.

"Tutup lagi pintunya anjir!" Teriak nya sambil melempar boneka ke luar kamar yang ternyata mengenai wajah Kizashi.

"Ayah!" Sakura memekik senang, Ayahnya melakukan dinas ke luar kota selama satu minggu.

"Putri kecil ayah!" Kizashi memeluk Sakura dengan hati hati, putri yang ia temui minggu lalu dalam keadaan mengenaskan kini terlihat lebih baik. "Apa kata dokter sayang?"

"Saki sehat kok, cuma retak aja tulang nya. Dokter bilang butuh tiga bulan supaya bisa jalan normal."

Kizashi bernafas lega, pikirannya penuh dengan kekhawatiran nya terhadap putri kecilnya. "Syukurlah, kapan kamu checkup lagi?"

"Minggu besok yah, ayah gak bawa oleh oleh buat Saki?"

Senyum cerah terbit di wajah Kizashi, putrinya selalu menagih oleh oleh atau hadiah dalam kondisi apapun. "Ada di meja, ayo keluar." Sakura tertawa kecil ketika ia di gendong bridal style oleh sayang ayah menuju sofa ruang tengah.

Sudah tersaji beberapa kue manis kesukaan Sakura dan buah buahan segar, Sakura menyukai keduanya. "Semuanya buat Saki kan yah?" Nada bicaranya penuh dengan kesombongan sembari melirik Sasori sombong.

"Iya sayang."

Lidahnya terjulur meledek Sasori yang diam dengan wajah datar, malas meladeni adik nya. Fokus keduanya kini teralihkan pada film yang terputar di televisi, film action yang cukup seru.

Suara bel pintu terdengar, dan Mebuki bergegas membuka pintu. Terdengar suara bincang ibu ibu yang Sakura tebak itu adalah salah satu teman arisan ibu nya.

"Hallo." Sapa seorang wanita yang sangat cantik, di usia yang memasuki kepala empat tubuhnya terlihat ideal dengan pembawaan anggun.

"Hallo bibi." Sakura membalas sapaan wanita tersebut.

"Wah Mebuki putrimu cantik yah haha."

CEGIL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang