crazy girl

678 98 5
                                    

Pagi yang cerah untuk memulai hari indah untuk Sakura, Sakura yakin jika dahulu ia adalah pahlawan negara karena ketika sampai kampus mata nya sudah melihat laki laki masa depannya. Tidak peduli dengan helm yang masih tersangkut di kepalanya, ia berlari kencang mengejar pujaan hati.

Sasuke merasakan hawa tidak enak semenjak ia duduk di cafetaria fakultas bisnis, Sasuke sengaja makan di cafetaria fakultas bisnis agar tidak di ganggu. Namun nasib berkata lain, si pinky sudah duduk di hadapan Sasuke dengan senyum cerah.

"Pagi Sasuke."

Keduanya menjadi pusat perhatian, tak heran jika Sasuke menjadi pusat perhatian. Tapi kehadiran gadis pink yang memakai helm membuat orang orang menatap aneh.

"Ih baju kita samaan warna nya, warna merah!" Sakura berucap antusias, gadis itu memakai midi dress berwarna maroon yang ia padukan dengan jaket kulit crop top berwarna hitam.

Sasuke menatap Sakura heran, karena lelaki itu sedang menggunakan sweater berwarna hitam dan tidak ada unsur merah pada pakaiannya. "Buta Lo?"

"Ah ternyata bener ya, cinta itu bikin buta. Hahaha."

Jokes garing lagi, sepertinya Sasuke sudah terlalu sering mendengar lelucon receh dari Sakura.

"Sas, event ulang tahun jurusan kamu itu kan ada door prize nya, kira kira apa?"

"Ngapain Lo nanya nanya?" Sasuke berucap dengan nada ketus, jika itu gadis lain mungkin mereka akan lari.

"Ih aku kemarin bantuin Ino nyebarin browser sama tiket nya, orang orang pada nanya tau. Kebetulan aku juga punya tiket nya hehe."

Dan Sasuke paham kenapa Sakura memegang browser kemarin. "Gak tau, gue bukan panitia." Lagi lagi nada ketus yang tidak bersahabat itu.

Bohong, jelas jelas Sasuke masuk ke dalam kepanitiaan. Ia berada pada divisi keamanan.

"Boleh minta nomor WhatsApp kamu gak?" Sakura sebenarnya sudah memiliki kontak Sasuke, namun gadis itu tidak mengirim pesan pada Sasuke. Bukannya takut, hanya saja Sakura ingin Sasuke langsung yang memberinya.

"Gak." Tolak nya, Sakura sudah sangat sering di tolak Sasuke, dan ajaib nya ia biasa saja.

"Ya udah, kamu aja yang aku kasih nomor aku!"

Sakura sudah mengeluarkan kertas memo dan mengambil pulpen, jari nya dengan lincah menulis nomor ponsel beserta akun media sosialnya.

"Nih, simpen nya pakai nama Sakura Cantik!" Dengan paksa Sakura meletakan memo itu di tangan Sasuke.

Namun yang Sakura dapatkan adalah Sasuke yang melipat kertas itu lalu membuang nya ke tempat sampah. "Gak ada urusan buat gue."

Sasuke berharap bahwa gadis ini akan sedih atau menangis melihat kelakuannya lalu meninggalkan ia. Sakura terdiam beberapa saat, cukup terkejut dengan Sasuke. Namun akhirnya ia tersenyum kecil sambil mengangkat kedua bahu nya. "Ya, hak kamu sih mau apa enggak."

Sasuke tersenyum sinis, mencemooh Sakura di dalam hati karena berpura pura tegar.

"Oh ya Sas, di kelas psikolog kemarin ada pertanyaan. Siapa tau kan kamu bisa jawab."

"Pertanyaan nya tuh kenapa cicak nempel di dinding?"

Sasuke berpikir di balik wajah datarnya, karena Sakura mengatakan ini pertanyaan kelas psikolog, Sasuke mencoba menghubungkan dengan beberapa kemungkinan.

"Gue bukan anak psikologi."

"Ya karena kalau nempel di kamu aku yang marah!"

Sasuke sukses mengumpat di dalam hati, percuma saja ia berpikir. Lagi lagi ia mau saja di rayu oleh gadis pink ini.

CEGIL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang