Jam kosong terasa begitu menyenangkan, terlebih jam kosong di mata kuliah siang hari. Itulah yang Sakura rasakan, kini ia dan teman temannya sedang bermain ludo di tablet milik Hinata. Permainan tentu tidak akan menyenangkan tanpa hukuman di akhir, bukan begitu?
Hinata nampak begitu ahli di lihat bagaimana tiga pion miliknya sudah masuk lebih dulu, berbeda dengan Sakura dan Karin yang saling menendang pion satu sama lain, tentu saja keduanya begitu rusuh.
"Gue gak kick pion lo ya!" Karin berteriak tidak terima karena Sakura menendang pion miliknya yang hampir masuk.
Si pinky hanya tersenyum jahat sambil menjulurkan lidah nya meledek Karin. "Lo duluan ya yang kick gue!"
Gadis berambut merah itu melepaskan kacamata nya dengan gerakan kesal, menatap Sakura sengit. "Kan sama lo dah di bales deh." Tangannya mulai menekan dadu di layar yang menunjukkan angka empat, angka yang tepat untuk menendang pion Sakura.
"Dih! Kok lo kick gue!" Sakura berteriak tidak terima, membuat Karin tertawa jahat.
"Yang kalah telpon random orang ya." Celetuk Hinata ketika ia telah menyelesaikan permainan, membuat Sakura dan Karin menatap ke arah nya kesal. "Tar gue yang pilih acak di kontak kalian."
Sakura menggigit bibir bawahnya gelisah, sebab Karin hanya butuh satu pion untuk menang dan ia masih memiliki dua pion. Permainan berlanjut dengan teriakan dua orang itu yang begitu heboh beserta tuduhan tak berdasar lainnya. Sakura harus menerima fakta bahwa ia kalah dalam permainan, membuat Karin berbesar kepala sambil mengibaskan rambutnya sombong. Ingin sekali Sakura lemparkan kursi ke wajahnya.
"Lo cuma hoki." Ia menyeletuk, harga diri nya perlu di selamat kan.
Karin tersenyum mengejek pada Sakura. "Mana ada hoki, itu karena lo tolol alami aja hahaha." Si merah nampak tertawa bak orang gila membuat Sakura jengah, sungguh Sakura enggan bermain ludo lagi jika dengan Karin.
"Sini handphone lo." Hinata mengulurkan tangannya, meminta ponsel Sakura.
"Jangan kating tapi."
"Tar lo bilang kangen ya ke orang nya." Karin menambahkan, membuat Sakura semakin kesal. Demi harga dirinya yang di pertaruhan, ia rela mengikuti hukuman konyol ini.
Senyum kecil terbit di wajah Hinata, gadis itu menekan icon telpon hingga panggilan tersebut tersambung. Sakura sontak gelagapan karena Hinata tidak menyebutkan siapa yang ia telpon.
"Anjir siapa yang lo telpon?" Sakura berbisik sambil menatap layar ponselnya, matanya terbuka lebar di susul dengan seringai jahil dari Hinata.
Uchiha Sasuke, Hinata menelpon Sasuke membuat Sakura grogi seratus persen, atau perlu kah kita berterimakasih kepada Hinata?
"Hallo." Sakura menyapa, suaranya tertahan.
Hening beberapa detik sebelum Sasuke menjawab. "Kenapa?"
"Kamu lagi apa?"
Karin dan Hinata menutup mulut keduanya, menahan diri untuk tidak tertawa bak orang gila melihat Sakura menjadi gadis lembut. Tangan Karin masih setia merekam Sakura dengan air mata yang siap jatuh karena menahan tawa.
"Lagi laprak."
Sakura harus menahan sedih di dalam hati, walau ia adalah cegil tapi Sakura tau di mana harus serius atau tidak, ia menggigit bibirnya pelan sebelum berbicara.
"Aku kangen!" Panggilan itu di matikan sebelum Sasuke membalasnya, Sakura melempar ponselnya ke atas meja dan menjerit bak singa kelaparan, gadis itu salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEGIL!
FanfictionCegil, itulah sebutan yang cocok untuk Sakura. Gadis yang mencintai Uchiha Sasuke secara gila gilaan, siap bersaing dengan gadis manapun yang mendekati crush nya. Ya! Sakura hanyalah satu dari seribu gadis yang menyukai Sasuke. "Sasuke! Kamu udah su...