Naruto menghajar satu orang pria begitu ia sampai ke arena balap, dada nya panas dengan rasa marah yang membuncah. Bogem mentah lagi lagi Naruto berikan kepada pria itu, membuat Sasuke yang bersiap untuk balapan harus ikut melerai Naruto.
"Lo apa apaan anjing!" Sentak Kimimaru, lelaki yang Naruto pukul habis habisan.
Sasuke menengahi keduanya, Kimimaru sudah babak belur dan Sasuke tau jika Naruto tidak akan melakukan tindakan gegabah seperti itu.
"Lo ngapain Naruto?" Sasuke bertanya dengan wajah tegas, namun Naruto tidak takut sama sekali dan berbalik menghajar Sasuke. Memberikan bogem mentah di wajah tampan lelaki itu, membuat beberapa gadis di sana memekik terkejut.
"Denger ya Sasuke, temen bangsat lo ini pecundang. Lo cuma kalah judi tapi bikin celaka cewek! Main keroyokan pula!" Naruto meludah di akhir kata, matanya menatap sengit Kimimaru dan kawan kawannya.
Bola mata Sasuke melebar mendengar penuturan Naruto, di seka nya darah di ujung pelipis. "Sakura?" Tanya Sasuke ragu.
"Iya, temen anjing lo keroyokan nyelakain Sakura! Dan gue bener bener nyesel gak angkat telpon dari dia!" Naruto pergi meninggalkan arena balap, meninggalkan Sasuke dengan pikiran bercabang.
"Kamu beneran gak mau anter aku."
"Sasuke, ini aku Sakura."
Sasuke membuka ponselnya, mengecek kapan terakhir kali Sakura menelpon dirinya. Gadis itu menelpon dirinya sekitar pukul sembilan, dan kejadian itu terjadi setelah keduanya bertemu di minimarket.
Bola mata Sasuke membola, penyesalan datang pada relu hatinya. Ia mengabaikan panggilan minta tolong dari seseorang yang mungkin saja sedang sekarat.
Tangannya meremas rambutnya perlahan, emosi membuncah. Ia menyalahkan dirinya sendiri, seandainya Sasuke tidak mengandahkan ucapan Sakura dan terus melaju menuju garis akhir, seandainya Sasuke mau mengantarkan Sakura pulang, ini semua salahnya. Matanya memicing tajam ke arah Kimimaru.
"Lo apain dia?" Kedua lengan Sasuke berada di kerah baju Kimimaru, siap memberikan pukulan kapanpun. "Berapa taruhan yang lo bayar? Gue ganti anjing!"
Naruto: lo pergi dari sana, gue udah laporin Kimimaru ke polisi. Polisi bakal ke sana.
.
Sakura membuka matanya, merasakan kepala nya berdenyut dan linu di sekujur tubuhnya. Ia di rumah sakit dengan infus tertancap di tangan kanan nya. Tangan kiri dan kaki kirinya sudah memakai gipsum yang membuat Sakura yakin jika ia patah tulang.
"Sayang ku! Maafin Bunda ya." Mebuki menangis kecil sambil mengusap perlahan surai putrinya.
"Bunda." Ucap Sakura lirih.
Mebuki sempat pingsan ketika mengetahui putrinya masuk rumah sakit, Kizashi melaporkan hal ini sebagai pembegalan karena motor Sakura tidak ada di tempat.
"Bunda bersyukur banget kamu masih hidup sayang, bunda udah gak bisa mikir lagi." Mebuki terus meracau, wajahnya lelah nampak tidak tidur semalaman.
"Kamu sarapan dulu ya sayang, bunda panggilin perawat."
Matahari cukup terang sehingga Sakura berpikir jika sekarang sudah siang, kemungkinan ia tertidur cukup lama. Tidak ada ponsel dan tidak ada hiburan, apa yang bisa ia lakukan selain membaca ingredient di minuman kemasan.
Tak lama Ibu nya datang bersama Sasori juga dua orang perawat dan dokter, wajah Sasori yang biasanya menyebalkan kini berganti menjadi tegang dan cukup serius, mampu membuat Sakura tertawa geli di dalam hati.
Para perawat mengecek kondisi tubuhnya serta mengganti infus yang telah habis. "Retak tulangnya tidak terlalu parah, kemungkinan akan bisa berjalan normal setelah tiga bulan."
KAMU SEDANG MEMBACA
CEGIL!
FanfictionCegil, itulah sebutan yang cocok untuk Sakura. Gadis yang mencintai Uchiha Sasuke secara gila gilaan, siap bersaing dengan gadis manapun yang mendekati crush nya. Ya! Sakura hanyalah satu dari seribu gadis yang menyukai Sasuke. "Sasuke! Kamu udah su...