XXV : kalian hanya memikirkan Java

248 28 2
                                    

“Katanya selelah apapun kita, kita harus tetap berpikir positif bahwa semua akan baik-baik saja.

...

"Java!"

Teriakan itu terdengar menggema di kamar Jaegar. Mimpi buruk telah menghantuinya. Dengan keringat yang bercucuran Jaegar bangun dan mengusap wajahnya dengan kasar lalu pergi ke dapur hanya untuk sekedar meneguk segelas air putih agar pikirannya sedikit tenang.

"Kenapa rasanya ada yang gak beres? Kenapa rasanya khawatir banget? Terus tadi kenapa gue mimpi Java..."

"Gak, gak. Gak mungkin. Java gak mungkin lakuin itu semua."

Setelah meminum segelas air putihnya Jaegar kembali ke kamarnya namun tidak sengaja dia menyenggol foto Java dan Ricky hingga kaca figura tersebut pecah dan berserakan.

"Sayang banget, padahal ini figura dari nenek Kirana dulu." Gumam Jaegar lalu menatap fotonya bersama dua anak kecil tersebut dengan lamat.

Jaegar perlahan mengusap foto tua tersebut.

Dua anak kecil yang tersenyum lebar itu mampu membuat Jaegar kembali bernostalgia dengan masa lalunya yang bahagia bersama Java dan Ricky adik kecilnya.

"Rik, kenapa kamu sekarang egois? Kenapa kamu keras kepala? Harusnya kamu jangan jauhi Java, padahal kakak sempat iri sama persahabatan kalian, tapi ... akhirnya sama."

Saat sedang bergumam sendirian tiba-tiba Jaegar ingat dengan mimpi buruknya dan berakhir memilih untuk mengirimkan pesan kepada Java.

Java

Java, kamu tidak apa-apa?
Apa kamu sudah tidur?
Jika belum tolong balas ya...
22.00

Hanya butuh beberapa saat hingga Java menjawab pesan Jaegar.

Java baik-baik saja
Memangnya kenapa?
22.01

Tidak ada
Kakak hanya khawatir karena kamu sendirian di rumah
22.01

Kakak jangan khawatir
Java sudah besar
Java bisa melakukan segalanya sendiri
22.02

Besok pagi kakak kesana
Kita sarapan bareng
Jadi kamu gak perlu bikin sarapan sendiri
22.02

Baiklah
Lebih baik kakak sekarang tidur
Karena besok pasti kakak akan sibuk di restoran seperti biasa
22.02

Iya
Java juga istirahat ya
22.03

Baiklah Java tidur dulu
22.03

...

"Teman?"

"Apa itu?" Ujar Ricky saat mendengar penuturan Jendra yang membuat telinganya terasa panas.

"Tuan Java teman anda kan? Jadi tolong jangan bersikap seperti kemarin seolah-olah kalian tidak pernah bergandengan tangan saat kecil."

Ricky yang mendengarnya hanya tersenyum sinis dan menatap ke arah luar dengan tatapan kosong nya dan senyuman sinisnya yang sudah pudar.

[✓] Java dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang