"Setiap hati manusia adalah hujan. Tak pernah tau jatuh kapan, apalagi di mana"
Parris 14 February 2029.
Sebuah kota maju dengan ratusan bangunan menjulang tinggi, sebuah menara terlihat indah bersinar terang di tengah-tengah kota.
Gemerlap lampu yg menghiasi menara itu terlihat dua kali lipat lebih indah bersaman dengan turun nya butiran salju malam ini.
Seorang gadis cantik dengan rambut hitam pekat terlihat berdiri di sebuah bangunan, matanya yg indah menatap kagum ke arah kota di hadapan nya.
Ia memejamkan matanya saat semilir angin yg dingin mengenai wajah mulus nya, malam ini sangat dingin karna salju mulai turun.
Dengan perlahan bola matanya kini terbuka menatap ke arah orang-orang yang kini sedang menikmati salju
Sorot mata rindu tak bisa ia tutupi, matanya kian memanas dan detik berikutnya air matanya menetes.
Di pandangan nya langit penuh bintang itu dengan pandangan kosong, dari arah belakang seorang laki-laki dewasa berdiri.
Senyum tipis ia kembangkan menatap gadis nya, ini adalah salah satu kebiasaan gadis itu. Dengan langkah tegap laki-laki itu berjalan mendekat.
Di elus nya pundak gadis itu yg membuat gadis itu menoleh ke arah nya, ia tersenyum saat gadis itu juga tersenyum.
"Di sini dingin, lebih baik kita masuk"ucap laki-laki itu.
Dengan gerakan pelan gadis itu menggeleng tanda tak mau. Melihat penolakan gadis nya membuah laki-laki itu menghela nafas nya lirih.
Semenjak mereka pindah ke negara ini 5 tahun lalu, membuat semua nya berubah termasuk sikap gadis nya.
Ingin sekali ia bertanya, apakah gadis itu menyesal? Tapi selalu tak ada jawaban dari nya membuat laki-laki itu hanya bisa menghela nafas.
"Ini valentine, kamu nggk mau ngasih aku sesuatu gitu?"tanya laki-laki itu.
Gadis itu menoleh menatap laki-laki nya, dengan lembut ia tersenyum kemudian mengambil sebuah paper bag di dekat nya.
Ia menyerahkan paper bag nya pada laki-laki itu yg di terima dengan senang hati oleh laki-laki nya. Dengan senyum merekah laki-laki itu menatap sang kekasih atas hadiah yg telah ia terima.
"Makasih sayang, aku suka banget"ucap laki-laki itu memeluk gadis nya.
Dengan perlahan gadis itu membalas pelukan laki-laki nya, menyalurkan rasa nyaman pada satu sama lain.
"Aku makan ya?"tanya laki-laki itu yg di balas anggukan.
Dengan tidak sabaran, laki-laki itu membuka sebuah cookies coklat kesukaannya kemudian memasukan cookies itu ke dalam mulut nya.
Rasa manis dan lembut dari cookies itu menyatu padu di dalam lidah nya. Ini sangat enak, cookies buatan kekasihnya memang akan selalu menjadi favorit nya
"Hadiah aku?"tanya gadis itu yg membuat laki-laki itu menghentikan kegiatan nya.
Dengan segera laki-laki itu meraih sebuah kotak yg ia bawa tadi kemudian menyerahkan kotak itu pada kekasih nya sebelum kembali melanjutkan acara makan kue nya.
Dengan senyum lebar gadis itu membuka kotak kardus yg kekasih nya bawa, di dalam benak nya ada beberapa batang coklat bermerk terkenal di kota ini.
Membayangkan betapa enak nya coklat itu di saat menyentuh lidah nya, ah tidak bisa ia bayangkan. Senyum nya seketika hilang saat mengetahui apa isi di dalam kotak itu.
"No ini hari valentine"ucap gadis itu.
Laki-laki yg sejak tadi sibuk dengan cookies nya seketika menoleh menatap gadis nya yg kini menatap nya lelah.
"Aku tau"jawab laki-laki itu.
"Setiap pasangan di dunia ini selalu ngasih coklat dan bunga buat pasangan nya di hari valentine, bukan salad buah"rengek gadis itu menghentikan kaki nya.
Dengan pandangan polos laki-laki itu menatap gadis di depan nya kemudian menaruh kotak cookies yg sudah kosong ke meja sebelum akhirnya berjalan mendekat ke arah gadis nya.
"Denger ya dokter Chika, salad buah lebih bergizi dari pada coklat bikin sakit gigi"ucap laki-laki itu.
Dia Chika, Yessica Tamara Alvarendra. Seorang dokter terkenal di kota ini, siapa yg tak mengenal nya? Seorang dokter hebat yg di kenal oleh seluruh penjuru negri.
Bahkan beberapa tokoh penting negara ini pun mengenal gadis itu. Memang sejak kejadian 5th lalu, ia memutuskan untuk pergi meninggalkan tanah kelahiran nya dan pergi ke kota ini. Paris
Di Paris ia di urus oleh keluarga Nino, beruntung kedua orang tua Nino sangat menyayangi nya setelah mengetahui jika Chika adalah kekasih putra mereka.
Mereka juga mengetahui jika Chika adalah putri dari pucho, tapi mereka tak sedikit pun membenci Chika atas perlakuan kurang mengenakan dari papi nya.
Mereka yg mengetahui itu justru bahagia karna Chika adalah putri dari orang yang mereka kenal. Karna menurut kedua orang tua Nino, Nelson dan pucho sama sekali tidak memiliki masalah atau permusuhan, menurut mereka hal ini terjadi hanya karena salah faham saja dan Nelson dengan lapang dada menganggap jika pucho tetaplah sahabat terbaik nya.
Selama itu lah Chika bersekolah bersama Nino, masuk di universitas yg sama namun berbeda jurusan. Chika mengambil kedokteran sedangkan Nino lebih tertarik ke sastra.
Hubungan mereka pun terjalin semakin erat walaupun masih selalu ada masalah kecil yg timbul di antara mereka, tapi beruntung Nino selalu menjadi orang yang paling dewasa hingga saat ini.
Mengerti Chika, memahami mood gadis itu, mencari tau apa yg gadis nya mau. Semua Nino lakukan untuk yessica nya.
Hingga saat Chika menjadi dokter Nino masih setia mendampingi gadis itu, mereka memiliki komitmen jika mereka akan menikah dengan uang hasil kerja Nino sendiri.
Maka dari itu Nino memilih membuka toko roti di pusat kota, entahlah kenapa laki-laki itu memilih membuka toko roti, padahal jika ia ingin, ia bisa membuka mall besar di kota itu.
Chika juga bingung dengan jalan pikiran Nino, tapi apapun yg laki-laki nya lakukan Chika akan selalu mendukung nya. Nino pasti memiliki alasan khusu yg entah kapan Chika
kan mengetahui nya.Chika menekuk wajahnya kesal menatap Nino yg malah tersenyum lembut ke arah nya, matanya yg coklat mendelik kesal membuat tawa keras Nino pecah begitu saja
"Lucu banget si"ucap Nino gemas mencubit pipi Chika
"Baru tau?!"tanya Chika ngegas yg membuat Nino tertawa.
"Udah jangan marah-marah, ayok aku traktir kamu makan roti sama coklat panas malam ini"ucap Nino menggandeng tangan Chika.
"Sepuas nya?!"tanya Chika
"Sepuas nya sampe perut kamu mau meledak juga gapapa"ucap Nino
"Ya nggk gitu juga kali, yaudah ayok"ucap Chika menarik tangan Nino.
Nino hanya tersenyum menatap gadis nya dari belakang, wajah bahagia ia pancarkan lewat senyum yg selalu merekah di bibir nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mati Rasa
Teen FictionAda milyaran cerita cinta yg sudah disebar luaskan oleh penciptanya sendiri. Cerita cinta punya ku, atau punya mu, bukan satu-satunya yg paling indah. Tapi punya kamu dalam cerita cinta ku, itu adalah hal yg paling indah menurutku. Definisi mati ras...