8.MR🥀

371 58 8
                                    

"Cemburu itu seperti jalan berkabut, kita harus menyalakan lampu kata-kata untuk melihatnya. Bukan dengan diam seribu bahasa"

Seorang gadis dewasa kini berjalan anggun di lorong sebuah perusahaan besar, puluhan pasang mata menatap dirinya dengan pandangan yg berbeda-beda.

Tak terkecuali sekuriti yg berdiri di depan pintu masuk, dua orang sekuriti itu menatap nya dengan pandangan kaget.

Tanpa memperdulikan apapun yg ada di hadapan nya, ia terus melangkahkan kakinya menyusuri penjuru lorong dengan sang sekertaris yg kini ikut berjalan di belakang nya.

Kaki nya berhenti di sebuah ruangan besar dengan pintu kaca tebal, membuka pintu itu sebelum akhirnya ia melangkah kan kaki nya masuk.

Senyum tipis ia perlihatkan menyapa seorang pria paruh baya di hadapan nya yg menatap dirinya dengan pandangan kaget.

"Selamat siang pak pucho"sapa nya dengan senyum merekah menatap pucho yg masih menatap nya dengan pandangan terkejut.

-
-
-
-

Parris - Prancis

Seorang dokter cantik terlihat berjalan menyusuri lorong, di belakang nya terlihat seorang suster yg ikut berjalan bersama nya.

Dengan langkah anggun dokter itu melangkahkan kaki nya menyusuri lorong yg terlihat begitu ramai di sore ini, suara ketukan sepatu nya menciptakan sebuah nada indah saat memasuki telinga.

Beberapa sapaan hangat turut terdengar di telinga oleh beberapa suster dan perawat, para pasien yg kebetulan ada di luar pun tak ketinggalan menyapa dokter cantik itu.

Wajah cantik dengan senyum hangat yg di miliki dokter itu memang tak akan pernah bosan. Untuk di kagumi, apa lagi sifat ramah yg di milikinya, membuat aura kesempurnaan semakin terpancar dari dirinya.

Langkah nya terhenti di sebuah kamar rawat inap, menarik nafasnya pelan sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam ruangan itu.

Pandangan pertama yg ia lihat saat memasuki ruangan itu adalah seorang gadis yg terbaring lemah dengan selang infus yg tertancap di punggung tangan nya.

"Selamat sore"sapa dokter itu

Gadis yg awalnya terbaring menutup mata nya kini mulai membuka kelopak matanya dengan perlahan, alisnya terangkat saat melihat dokter itu di hadapan nya.

Bukan nya kaget gadis itu justru terlihat sangat santai, berbeda dengan dokter itu yg justru menatap nya dengan pandangan kaget.

"Ada apa dok?"tanya nya.

"Mm b-bagimana keadaan anda?"tanya dokter itu

"Sedikit lebih baik dari sebelumnya"jawab gadis itu.

"Bisa kita bicara sebentar?"tanya gadis itu yg di jawab anggukan oleh dokter itu.

Dokter itu kini beralih pada seorang suster yg masih berdiri di sana, dokter itu memintanya untuk keluar lebih dulu kemudian di setujui oleh sang suster.

Dokter itu kini mulai mendudukan tubuh nya di sebuah kursi yg ada di sebelah dengan tangan yg masih sibuk meremas satu sama lain.

Mati Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang