2.MR🥀

574 72 1
                                    

"Di kepala ini, semesta kata berputar tak beraturan. Dan kau masih menjadi tema yg selalu ingin kutuliskan"


"Kenapa sih ngeliatin aku Mulu?"tanya Chika sambil memakan roti di tangan nya.

Malam ini mereka menghabiskan waktu berdua dengan di temani secangkir coklat panas dan bebe roti dari toko itu.

Menghabiskan malam yg manis ini berdua bersama Chika, adalah waktu yg selalu Nino sukai. Seperti saat ini, laki-laki itu sedang memandang takjub wajah Chika dengan sebuah buku berwarna coklat dan pena bertinta hitam di tangan nya.

Ini adalah salah satu kebiasaan yg selalu ia sukai. Mengabadikan berapa sempurnanya Chika lewat sebuah aksara sastra yg indah.

Entah berapa banyak kekurangan yg ada pada Chika di mata orang lain, tapi menurut nya Chika adalah gadis sempurna yg pernah ia miliki sekarang.

Gadis itu terlihat sangat manis dengan senyum lebar merekah dan gaya rambut yg berbadan, entah lah dia suka apapun tentang Chika.

"Kamu cantik"ucap Nino

Mendengar ucapan Nino, seketika semburat merah muncul begitu saja di pipi Chika, senyum lebar nya tak tertahan sehingga merekah begitu saja.

"Baru tau?"tanya Chika

Mendengar itu Nino tertawa pelan sambil menggeleng kan kepalanya.

"Gimana roti nya enak?"tanya Nino

Chika yg sedang asik memakan roti nya seketika menoleh menatap mata Nino kemudian mengangguk cepat.

"Semua roti yg ada di toko ini enak"jawab Chika antusias.

"Itu belom semua, aku masih ada menu baru bentar aku minta dulu ke pegawai nya"ucap Nino kemudian berdiri.

Tak lama kemudian datanglah Nino dengan sebuah nampan di tangan nya, melihat kedatangan Nino Chika menatap heran pada laki-laki itu.

Dengan gerakan lugas Nino menyiapkan semua makanan yg akan mereka makan, ini adalah menu baru yg ada di toko roti nya.

Beberapa potong roti gandum dan dua buah telur omega setengah matang, itu terlihat sangat enak.

"Nih cobain"ucap Nino

Chika yg masih heran menatap Nino dengan tatapan bertanya, melihat tatapan tanya dari Chika Nino menepuk jidat nya pelan kemudian mulai mengambil satu potong roti yg berbentuk memanjang itu.

"Caranya kita ambil dulu roti gandum nya setelah itu kita celupin roti ini ke telur setengah matang tadi abis itu kita makan deh"ucap Nino mengajari Chika.

Dengan ragu iya mencoba melakukan apa yg Nino lakukan, netra coklat nya melebar saat roti itu memasuki mulutnya.

Nino, laki-laki itu terdiam menatap Chika. Pandangan berharap terus ia layangkan berharap menu baru ya ini enak.

"Enak nggk yang? Aku gatau si ini cocok atau nggk di lidah Indonesia tapi kalo kata para pegawai aku ini enak"ucap Nino khawatir karna tak mendapat respon apapun dari Chika.

Dengan segera Chika menelan roti yg ada di mulut nya kemudian mencengkram pundak laki-laki itu.

"Ini enak aku suka banget, mulai sekarang roti ini adalah roti favorit aku"ucap Chika.

"Beneran enak yang?"tanya Nino yg di angguki Chika

Mendengar itu Nino seketika tersenyum menatap Chika yg lahap memakan roti yg tersisa.

-
-
-
-

Jakarta 14 February 2029

Sebuah gedung tinggi di tengah kota, seorang gadis berdiri tepat di sisi tembok kaca. Matanya yg bulat menatap jauh ke arah gedung-gedung pencakar langit di hadapan nya.

Seorang pengusaha muda yg sukses dalam bidang nya, ia termasuk gadis yg cerdas karna mampu menyelesaikan studi nya dalam waktu dua tahun saja.

Melanjutkan perusahaan orang tua nya adalah pekerjaannya sekarang, terlebih setelah kakak nya meninggal dunia pada 5 tahun lalu.

Angelina Christy Alvarendra, seorang pengusaha muda yg berkecamuk dalam bidang Entertainment.

Di bawah kepemimpinan perusahaan nya, Christy dapat menghasilkan banyak sekali idol terkenal.

Christy, Seorang gadis kecil yg belum mengerti apa itu hidup kini harus berjuang untuk hidup nya.

Semenjak kakak nya meninggal keluarga nya menjadi tak tertata. pucho, laki-laki itu menjadi lebih pendiam bahkan ia terlihat enggan berinteraksi pada siapapun.

Sedangkan Aya, wanita paruh baya itu mengalami gangguan jiwa, setiap hari nya Christy harus terus menjenguk wanita paruh baya itu di sebuah rumah sakit jiwa ternama di kota ini.

Teriakan rasa sakit terus saja ia dengar dari bibir mami nya, sakit sekali saat melihat Aya terus mengkhayal melihat Chika di dekat nya.

Apa lagi melihat setiap tetes air mata yg jatuh dari netra coklat mami nya, itu sangat menyakitkan bagi Christy.

Ia tidak sanggup.

Dengan lirih suara Iskan Christy terdengar, mata bulatnya mulai berair dengan tangan yg terus meremas jas yg ia kenakan.

Ia ingin berteriak sekeras-kerasnya meluapkan semua emosi yg terus ia pendam. Dari arah belakang seorang gadis berambut panjang berjalan mendekat.

Tangan nya yg lembut mulai menyentuh pundak Christy yg bergetar. Merasakan sebuah sentuhan Christy pun menoleh mendapati seorang gadis cantik yg menatap nya iba.

Dia Flora Advaita, sekertaris Christy sekaligus sahabat gadis itu. melihat Christy menangis adalah makanan nya sehari-hari.

Ia adalah orang yang paling mengerti Christy saat ini, melihat betapa sakit nya menjadi gadis itu. Flora bisa menyimpulkan jika Christy adalah orang paling kuat yg pernah ia kenal.

Tak jarang ia juga ikut menemani Christy untuk menjenguk sang mami di rumah sakit, melihat setiap tetes air mata yg jatuh dari pipi gadis itu membuat hati flora ikut terasa sesak.

Dengan gerakan perlahan tangan flora bergerak merengkuh tubuh rapuh milik Christy, dengan tubuh gemetar Christy membalas pelukan gadis kecil itu.

Isakan lirih yg ia keluarkan semakin terdengar, rasa sesak yg hinggap di dada nya semakin terasa sesak. Air mata yg ia paksa berhenti kini justru semakin deras keluar.

"Chris berhenti nangis, masalah ini nggk akan pernah selesai kalo Lo terus-terusan nangis"ucap flora.

"Nggk ada yg bisa gw lakuin flo, masalah ini nggk akan bisa selesai walaupun gw nggk nangis"ucap Christy.

Flora terdiam, menutup mulut nya rapat-rapat ia mempererat pelukan nya pada Christy sambil mengusap punggung gadis jangkung itu.

"Jam berapa sekarang?"setelah sekian lama Christy akhir nya bertanya

"14:23"ucap flora.

"Aku mau ke mami dulu"ucap Christy melepaskan pelukan nya pada flora.

"Mau di temenin?"tanya flora.

Mendengar itu Christy menggelengkan kepalanya menatap flora sambil tersenyum tipis.

"Nggk usah makasih, aku mau berdua dulu sama mami"ucap Christy yg di angguki flora.

"Hati-hati di jalan"ucap flora melihat Christy yg mulai berjalan menuju ke arah pintu.

Christy berbalik menatap flora, dengan samar ia mengangguk kemudian kembali melanjutkan langkah nya.

Mati Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang