"Terkadang aku seperti lilin ulang tahunmu, kau padamkan, dan orang-orang bertepuk tangan"
Seorang gadis cantik dengan blezer hitam yg bertengger di tubuh nya berjalan menyusuri lorong sebuah RSJ.
Matanya yg tajam sesekali menatap ke sekeliling, sepatu pantofel yg ia kenakan menciptakan sebuah nada indah di setiap ketukan nya.
Kini langkah nya terhenti di sebuah pintu bernomor 315. Dengan perlahan ia menarik nafas nya kemudian membuang nya lirih.
Dengan gerakan pelan tangan nya mulai meraih kenop pintu kemudian mulai membuka nya pelan.
Seperti biasa pemandangan yg akan ia lihat pertama kali adalah ruangan yg gelap gulita tanpa adanya cahaya sedikit pun.
Kaki nya mulai melangkah. Sambil menutup pintu ia berjalan ke arah jendela kemudian mulai membuka tirai yg telah menutupi pencahayaan.
Setelah membuka nya gadis itu memutar tubuh nya menatap seorang wanita paruh yg duduk di atas ranjang menatap kosong ke arah depan.
Helaan nafas lirih kembali terdengar dari bibir tipis gadis itu, kini kaki nya mulai melangkah menuju ke arah meja kecil yg ada di sana.
Menaruh tas nya sebentar kemudian beralih duduk di kursi samping kasur. Matanya yg bulat kini mulai menatap mata coklat wanita itu.
Dengan gerakan perlahan ia meraih tangan wanita itu kemudian menggenggam nya erat.
"Mi ini Christy"tutur nya pelan.
Suaranya kini begitu lirih terdengar oleh telinga, suara lirih penuh kesakitan dan juga ribuan rindu yg berusaha ia pendam.
"Christy kangen mami, Christy kangen masakan mami, Christy kangen pelukan mami, Christy kangen semua Omelan mami buat Christy, Christy kangen di suapin sama mami, Christy kangen di peluk sama mami"air mata nya kini kembali luruh menahan rasa sesak yg begitu kuat di dadanya.
Ia sudah tidak sanggup menahan semua kerinduan ini, ia sudah tidak sanggup untuk terus bertahan seorang diri. Dia butuh mami nya, dia butuh pelukan mami nya di saat dia lelah dengan hidup nya.
Tapi sekarang orang yg ia butuhkan kini juga membutuh kan nya, jujur saja ia merindukan keluarga nya, merindukan semua kehangatan nya.
Dengan menunduk suara isakan Christy kini terdengar begitu lirih dan menyakitkan, dengan perlahan wanita itu menoleh kara Christy yg masih setia menunduk.
"Aku kangen semua tentang mami"gumam nya
Tak lama ia mendongak merasakan sebuah usapan lembut pada kepalanya, dengan perlahan ia mendongak menatap netra coklat Aya yg mulai berair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mati Rasa
Novela JuvenilAda milyaran cerita cinta yg sudah disebar luaskan oleh penciptanya sendiri. Cerita cinta punya ku, atau punya mu, bukan satu-satunya yg paling indah. Tapi punya kamu dalam cerita cinta ku, itu adalah hal yg paling indah menurutku. Definisi mati ras...