14.MR🥀

149 36 0
                                    

"aku merindukanmu seperti bumi memandang awan, dengan kata paling rahasia ia mendoakan mu menjadi hujan"

Empat orang gadis terlihat berlarian di sepanjang lorong rumah sakit yg sedikit ramai. Mata mereka asik memindai di sepanjang jalan mencari ruangan yg akan mereka tuju.

Langkah kaki mereka terhenti di sebuah pintu berwarna coklat yg ada di depan mereka. Dengan nafas yg masih memburu salah satu dari mereka mulai mengetuk pintu.

Tok...tok...tok...

Cklek

Gadis yg mengetuk pintu itu lantas membuka pintu di hadapan nya. Pandangan pertama yg di tuju mata mereka adalah seorang gadis yg terbaring tak sadarkan diri di atas brankar.

Tubuh mereka menegang kala mereka dapat dengan jelas menatap wajah gadis di hadapan mereka. Salah satu dari mereka memberanikan diri untuk lebih dekat pada gadis itu.

Tangannya terulur untuk menyentuh wajah gadis di hadapannya, namun belum sempat tangannya bersentuhan ia di kagetkan dengan pintu yg terbuka secara tiba-tiba

Mata mereka kini mulai beralih menatap seseorang yg baru saja memasuki ruangan yg sama dengan mereka.

"Siapa kalian? Kenapa ada di sini?"tanya orang itu pada keempat gadis di hadapan nya.

-
-
-
-

"Abis ini masih mau meating?"tanya Chika sambil melihat jam yg melingkar di tangannya menunjukkan pukul 4 sore.

"Nggk sih, abis ini aku udah gada meating lagi, tapi aku mau langsung liat proyek toko baru aku yg lagi di bangun"jawab Nino di sebrang telfon.

"Aku boleh ikut? Sekalian ada yg mau aku ceritain"ucap Chika

"Oh boleh, mau aku jemput aja? Abis ini kamu udah gada jam emang?"tanya Nino

"Nggk, jam aku udah abis, aku Sif siang"ucap Chika

"Oh yaudah nanti aku jemput ya, di rumah sakit kan?"tanya Nino

"Iyah, aku tunggu"ucap Chika

Tut...Tut...Tut...

Huft....

Helaan nafas lirih terdengar keluar dari bibir tipis Chika, tangannya yg bebas memijat pelipisnya yg terasa berdenyut.

Dua kejadian yg ia alami dalam kurun waktu beberapa jem membuat kapalnya sakit, yg pertama ia melihat Adel dan ashel di rumah sakit yg sama dia bekerja tadi siang.

Dan yg kedua baru saja terjadi, di mana ia menangani pasien yg wajahnya sangat mirip dengan nya seperti pinang di belah dua, yg membedakan hanya warna rambut mereka.

Rambut Chika berwarna hitam pekat sedangkan gadis itu berwarna pirang, Chika jadi pusing memikirkan gadis yg memiliki paras yg sama dengan nya.

Sebenarnya apa dia punya kembaran? Atau papi nya dulu punya selingkuhan? Tapi jika papi nya punya selingkuhan kenapa wajah mereka bisa sama?

Ah entahlah, kepala Chika jadi semakin sakit memikirkan hal-hal aneh yg terlintas di otak nya. Tubuhnya sedikit tersentak kala dering telfon yg menggema di ruangan nya.

Mati Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang