1. My Name is Will

27.1K 521 2
                                    

1. My Name Is Will
      
       Bantal mendarat tepat di dahiku. Aku tahu siapa yang melakukan ini. Ayahku. Mr. Dintone McJeffron. Aku bangun dengan segera. Mengambil handuk dan sikat gigi,aku pergi ke kamar mandi. Setelah mandi,aku memakai baju kaos berlengan panjang berwarna biru dengan celana berbahan katun berwarna hitam sampai mata kaki. Oh,namaku Wilson McJeffron,seorang farm boy. Ayahku mempunyai hewan ternak yaitu kuda.
       "Will,Ayah ingin pergi bekerja dulu!" terdengar suara ayahku dari luar rumah.
       "Okey." jawabku memakai sepatu boot berbahan kulit.
       Ow, ayahku bekerja sebagai pengawal Puteri di Kerajaan Mifghridder. Aku sangat bangga dengan pekerjaan ayahku. Aku pergi ke lumbung dimana semua ternak kuda di kembang biakkan. Saat aku membuka gerbang lumbung, suara kuda langsung menusuk telingaku.
       "Damn! Silent please,everyone." bisikku. Aku harus memberi makan semua kuda ini. Ada lima belas kuda yang dipelihara di sini. Dan hal yang paling mengasyikkan adalah bermain bersama kuda-kuda lain.
       Aku mengiring para kuda ke halaman yang sudah dibatasi dengan pagar kayu. Tidak segan-segan aku menaiki salah satu kuda kesayanganku, kuda berwarna hitam pekat yang ku beri nama Reid. Kuda jantan yang berlarinya sangat cepat. Biasanya, aku membiarkan kuda-kuda ini di halaman sampai petang lalu aku kembali menggiring mereka ke lumbung.
       Setelah puas bermain dengan kuda, aku kembali ke rumah dan menengok ke arah kiri dimana terdapat jam dinding. Pukul tiga siang, aku harus mempersiapkan makan siang. Ya, aku harus membuat makan siang. Mengapa tidak ibuku saja yang memasak?
       Hahaha, very funny, ibuku meninggal dunia saat usiaku dua belas tahun, sedangkan sekarang usiaku dua puluh tiga tahun. Aku mengambil tas selempang berbahan kulit dan membawanya ke pasar tradisional di wilayah kerajaan. Jarak antara rumahku dengan pasar cukup dekat.
       Aku membeli sayur,buah lemon,dan ikan tuna. Sepuluh koin emas kuberikan pada pedagang tersebut. Sekitar dua puluh menit di perjalanan,akhirnya aku tiba juga di rumah. Ayahku pulang dari kerajaan pada pukul sepuluh malam. Kupanaskan wajan yang sudah ku isi dengan minyak zaitun.
       Tuna's brocolli adalah nama makanan yang terkenal di daerah ini. Cukup goreng ikan tuna dan peras buah lemon ke ikan tersebut,diamkan beberapa menit,lalu tinggal tuangkan sayur brokoli. Simpel. Setelah makan siang,aku pergi ke bengkel milik pamanku,Carl. Dengan mengendarai sepeda motor. Bisa dibilang ini sebagai pekerjaan sampingan. Di bengkel,aku bekerja sebagai mekanik.
       Tas kulit kuletakkan di atas rak dekat meja di ruangan absen bengkel. Saat ku lihat di halaman tempat dimana transportasi diperbaiki,banyak tumpukan besi yang harus ku perbaiki.
       "Hai,Uncle Carl" sapaku menyiapkan alat-alat mekanik.
       "Hello,Will" sapanya balik.
       Uncle Carl adalah pamanku dari keluarga ibuku. Ia orang yang sangat dermawan dan baik. Meskipun rambutnya hampir tertutupi uban,itu tidak menyurutkan semangat Uncle Carl untuk tetap menjalankan usahanya. Beliau berkacamata tebal dengan mata ber-iris abu-abu. Badannya yang jangkung,sering dijuluki dengan 'Highuman'.

He's The Real PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang