26. I'll Never Let You Go

3.5K 102 0
                                    

26. I'll Never Let You Go

"Kemana dia?" aku berbisik pada diriku sendiri.

Pikiranku mengatakan aku harus ke halaman belakangnya. Aku harus kembali merasakan sakit pada kakiku. Sangat banyak batu kerikil. Jika aku memakai heels-ku,mungkin aku akan jatuh. Tak berapa lama, aku melihatnya. Aku berhenti berjalan saat melihatnya. Ia duduk di rerumputan hijau,di sampingnya,ada kuda hitam yang selalu menjadi temannya.
~Wilson's POV~
Apa yang sedang dilakukan Isabelle saat ini? Apa dia sudah mengatakan janji suci itu dengan Nick? Apa aku tidak akan bertemu dengan dia lagi? Semua pertanyaan itu terus berada di pikiranku. Aku berdiri dan mengelus kepala kudaku.
"Apa yang akan kulakukan,Reid?" kini aku berbicara pada binatangku,tidak salah,kan?
"Jika dia ada di sini-"
"I'm here,Will" terdengar suara Isabelle. Aku pun membalikkan badan.
"Isabelle?"
"Yeah,ini... ini aku" katanya terengah-engah.
Aku mendekatinya. Dia mengelus pipiku. Dia tersenyum. Aku membalas senyumannya.
"Apa yang kau lakukan di sini,Isabelle? Bukankah kau menikah?"
Dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak,Josephine menggantikanku. Dia yang menikah,bukan aku."

~Isabelle's POV~
Aku melingkarkan tanganku ke leher Will. Dan dia melingkarkan tangannya ke pinggangku. Rasanya tidak mau berjauhan dengannya. Kami masih berada di halaman belakang. Aku mencium bibirnya. Bibirnya yang hangat menerima bibirku. Reid berbunyi membuat kami berhenti berciuman.
"Mungkin dia tidak terima tempat bermainnya dijadikan tempat romantis" kataku memandang matanya.
Dia kembali mencium bibirku. Dengan tiba-tiba? Okey,lupakan itu. Kami berdua melepaskan bibir kami satu sama lain.
"Apa kau ingin ke istana? Mereka akan mengadakan pesta di taman. Dan aku juga ingin mengatakan sesuatu kepada keluarga Nick maupun ayah dan ibuku."
"Baiklah,tapi aku harus mengganti pakaianku"
"Aku akan menunggu"
Kami pun memasuki rumah dengan bergandengan tangan. Kami tiba di rumah. Dia memasuki kamarnya di lantai atas. Dan aku,aku menunggunya di depan kamarnya. Aku melihat foto-foto Will sejak kecil. Foto-foto itu tergantung dengan rapi dan berurutan dari bingkai yang kecil sampai yang lumayan besar. Aku melihat ada anak kecil yang tersenyum lebar saat dipangkuan ibunya. Aku rasa itu Will.
"Hey. Emmm-apa kau bisa membantuku memasang dasi?" Will keluar dari kamarnya.
"Tentu saja" kini tanganku cekatan memasang dasi di leher Will.
Dasi sudah terpasang rapi di lehernya. Dan dia juga sudah memakai tuksedo yang diberikan Ellizabeth.
"Baiklah,ayo kita berangkat" Will mengambil helm-nya. Dan aku duduk di belakang. Angin berhembus tenang. Membuat rambutku terkena terpaannya. Kami kini memasuki gerbang pertama. Aku turun dari motor harley-nya.
Dan Will memakirkan kendaraannya. Para tamu terus berdatangan. Kerajaan-kerajaan yang memiliki hubungan dagang maupun bisnis datang kemari. Bahkan ada yang dari luar London. Kami pun memasuki gerbang kedua. Tetapi,aku dan Will dihalangi oleh penjaga disana.
"Hey! Ini aku,Isabelle. Puteri ketiga Raja Sandreas"
"Kami tidak percaya" kata penjaga itu serempak.
"Biarkan kami masuk" ucap Will.
"Perlihatkan undangan kalian!"
"Dasar penjaga sialan!" Aku berbisik pada diriku sendiri. Aku menyeringai dan mendekati kedua penjaga itu.
"Apa kalian mendengar berita bahwa puteri ketiga meninju seorang juru bicara kerajaan Crowle?" aku kini mengepalkan tanganku.

Hello,readers! Happy Sunday. Gimana ceritanya? Sebenarnya ini udah mau habis sih... tapi jangan khawatir yaaa... nanti ada sekuel-nya,guys!

Bakal ada tokoh baru yang lebih greget :v tapi masih
Coming soon. Sabar dulu,yaaa... hehhhhe

Oh iya,jangan lupa kasih VOMMENT ya.....
Terima kasih ...
Bye bye bye....
Uwehehee

He's The Real PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang