16. Our First Kiss

3K 105 0
                                    

16. Our First Kiss

"Jadi,bagaimana dengan mu Isabelle?" ia menantikan jawabanku. Pikiranku berkecamuk. Tidak tahu harus berbuat apa dan berkata apa.
"Will,aku-aku juga mencintai mu tapi,maaf aku tidak bisa" jawabku seraya melepaskan genggamannya.
"Isabelle,memangnya ada apa? Mengapa kau begitu lesu dan tidak biasa pada hari hari sebelumnya?"
"Aku tidak bisa mencintai mu,Will. Mereka telah mengambil ku"
" 'Mereka'? Siapa 'mereka'?"
"Kerajaan Crowle. Putra mereka ingin meminangku. Aku tidak bisa mencintai nya,tidak bisa! Aku hanya mencintai mu. Tapi,aku tidak-" kataku tersendat
"Can't what,Isabelle?"
"Tidak bisa bersama mu lagi. Aku ingin menghabiskan waktuku untuk mu. Dan pukul empat nanti,aku harus kembali ke istana. Mereka menyiapkan hidangan makan malam yang besar"
Aku melihat Will terdiam. Pertemuan ini seharusnya menyenangkan tetapi,malah menjadi menyedihkan.
"Dengar,apa pun juga aku tetap mencintai mu. Apapun itu"
"I'm sorry,Will. I'm really really sorry"
"It's okey,everything will be okay,don't worry. Tapi, kita bisa bertemu lagi,kan?"
"Aku tidak tau" jawabku singkat. Ia berjalan dan duduk di sampingku. Ia menarik tanganku lembut dan memelukku. Bisa kurasakan dekapan hangatnya. Aku memeluknya erat. Rasanya tidak mau melepaskan pelukan ini. Kesunyian menemani kami. Bisa kudengar detak jantung Will. Aku merasa tenang dan aman dalam pelukannya.
"Hei" panggil Will
"What?"
"Apakah kau ingin mencuci piringku lagi?"
Aku tertawa kecil mendengar perkataan. Aku tau dia mencoba untuk menghiburku. Aku melepaskan pelukan ku. Kini aku berhadapan dengannya. Bisa dikatakan ini 'sangat dekat' sampai-sampai kami bisa mendengar deru napas kami. Ia mencium bibirku dengan lembut. Tidak bisa ku tolak ciuman ini. Tidak bisa ku gambarkan perasaan ini ketika kami berciuman. Aku tidak mau melepaskan ciuman ini. Apalagi terhadap orang yang aku cintai.
Jam di menara istana berbunyi. Seketika kami berhenti berciuman. Aku menatap dalam-dalam mata birunya.Aku menyentuh pipinya yang hangat. Apakah ini yang namanya 'cinta'? Benar-benar membuatku terhipnotis olehnya. Benar-benar pahit perpisahannya. Aku melihat jam di tangan Will. Pukul setengah empat. Aku harus kembali ke istana.
"Will,hmm,I have to go" ucapku lembut.
Aku melangkahkan kakiku keluar gazebo dan meninggalkan Will. Rasanya benar-benar sakit. Aku terpaksa menyeret kakiku menuju istana.
~Author's POV~
Isabelle melangkahkan kakinya dengan sangat terpaksa. Beberapa kali ia berhenti sejenak untuk mengulur waktu. Kali ini dia tidak bisa berjalan sama sekali. Ia mematung membelakangi Will. Pikirannya membawanya jauh. Ia tenggelam dalam kesedihan,dia terdiam sangat lama. Hingga dia terduduk lesu di tanah.




Hai,guys! Nih,mimin lanjutin part-nya,tapi satu dulu ya,hehehehe. Mungkin nanti nge-post cerita nya agak lama gara-gara kuota sekarat -_-"

Ya udah,lupakan itu. Vot and comment,guys!. Makasih ya udah baca cerita mimin :v♥♥♥

KEEP READING AND KEEP ENJOY MY STORY └(^o^)┘
-mimin

He's The Real PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang