6. Latihan Bersama Ellizabeth

3.9K 168 0
                                    

6. Latihan Bersama Ellizabeth

"Kurasa kau perlu bantuan ku" ucapnya mengangguk yakin.
Ia menarik tanganku dan membawaku ke ruangan terbuka dekat aula sebelah barat.
"Sit down here!" Suruhnya yang membuatku duduk.
Elizabeth merapikan rambutku dan memotong rambutku yang tidak rapi. Setelah itu,ia mengajariku cara memakai sendok yang cocok untuk makanan pembuka,makanan utama,dan penutup. Ah,beberapa kali aku gagal untuk mengingat sendok mana yang cocok aku pakai sesuai jenis makanannya. Aku memerlukan waktu tiga jam untuk menghafal sendok sialan ini. Setelah itu, Elizabeth menjadi guru menariku. Ia mengajariku menari khas kerajaan Mifghridder. Kaki kanan di depan,kaki kiri ke samping kiri, turn a round, tangan ke pinggang perempuan,remember that, Will! Aku mencoba sekali lagi berdansa dengan Elizabeth dan akhirnya ia menepuk tangannya dan berkata
"Well done,Wilson"
Senyuman mengambang di bibirku. Elizabeth menyuruhku untuk mengikutinya di suatu ruangan dimana puluhan lemari ada di sana. Pintu yang berukirkan sulur sulur dengan warna keemasan. Ia menyuruhku masuk dan memberikan pakaian kerajaan, seperti pakaian tuksedo. Di dalam ruangan itu, terdapat ruang ganti. Aku memasuki ruangan itu dan mengenakan pakaian tersebut.
Aku keluar dari ruangan ganti dan memakai dasi. Sebenarnya,aku tidak bisa memakai dasi. Uh,sangat susah. Kemudian, Elizabeth turun tangan untuk membantu ku memasang dasi.
"Kau tidak bisa memasang dasi?" tanya Elizabeth.
"Iya"
"Kau tahu? Kau mempunyai ayah yang seperti pahlawan" ucapnya sambil membantuku memasang dasi.
"Benarkah?"
"Iya, ia pernah menyelamatkan aku saat aku berusia lima belas tahun. Saat berkunjung ke taman nasional, aku sangat ceroboh. Aku mendekati salah satu hewan buas yaitu singa. Singa itu menatapku dan mengejarku. Ayahmu dengan spontan melindungiku, ayahmu terkena cakarannya. Itulah yang membuatku terus mempertahankan ayahmu, Will. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan untuk bersama ayahmu."
Aku teringat kejadian dimana ayahku pulang ke rumah. Darah membasahi lengan kanannya. Aku sempat marah. Dan aku pernah berkata bahwa ayahku harus berhenti bekerja.
Setelah Elizabeth berbicara,sudah terpasang dasi yang tergantung rapi.
"Done, waw, tidak terasa sudah, kini pukul enam sore. Dengar, Isabelle akan datang tepat pada pukul tujuh sore,bersiap-siaplah"
Ia meninggalkanku sendirian di aula, terdengar suara terompet dari luar istana, ratusan manusia berbondong-bondong memasuki aula utama.


Hai hai hai! Gimana ceritanya? :v Moga kalian nggak bosen ya,sama cerita mimin. Vote dan Comment jangan lupa ya... XD

KEEP READING AND KEEP ENJOY MY STORY :v
-MIMIN ;D

He's The Real PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang