Dengan lembut Mina mencuci tangannya di salah satu wastafel. Kamar mandi cukup sepi, hanya ada dirinya dan satu gadis lainnya yang berada didalam toilet.
Saat hendak mengeringkan tangan, pintu toilet terbuka dan menampilkan satu sosok yang cukup membuat Mina merasa waswas.
Taeyeon mencuci tangan ditempat Mina tadi, dari ekspresi wajahnya bisa Mina lihat bahwa gadis itu sedang badmood.
Tatapan keduanya bertemu, begitu canggung selama beberapa detik hingga Mina tersenyum kikuk lalu berjalan pergi begitu saja.
"Gw harus ngembaliin uang dia secepatnya, tapi gw gak tau harus ngomong apa" batinnya
🥀
Jennie melangkah maju di koridor, namun fokusnya terarah pada sesuatu yang digenggamnya sedari tadi.
"Apa gw jual aja ya? Lumayan si" gumamnya seraya membolak balikan kalung yang ditemuinya itu
"Tapi enggak enggak, gimana kalo ini berharga banget buat pemiliknya? Mending gw simpen aja dulu dah" gumamnya lagi kemudian memasukkan kalung tersebut kedalam tas nya
Jennie melanjutkan jalannya yang tanpa disengaja berpapasan dengan Sana.
"Baru beres kelas lu?" Tanya Jennie menggandeng tangan temannya itu
"Iya pusing banget pala gw"
"Yaudah ke kantin yok, gw juga baru beres kelas" ajak Jennie
"Ayok aja, btw Rose kemana?" Tanya Sana melirik Jennie sekilas
"Katanya dia gak ada kelas hari ini, kenapa emang?"
"Tunangannya itu sialan banget dari tadi dia nanyain si Rose ke gw mulu, dia pikir Rose gw kantongin apa" cerita Sana dengan raut wajah yang meyakinkan
"Ouh ada kelas bareng tadi kalian, ehh tapi berarti Rose gak ada dirumahnya dong" sahut Jennie
"Paling juga shopping tu anak"
🥀
Pagi, siang dan sore begitu cepat berlalu, tak terasa jam sudah menampilkan pukul 8 malam. Taeyeon membuka pintu kamarnya dengan lesu, ia segera membantingkan tubuhnya keatas kasur dan memejamkan matanya.
Taeyeon tak begitu menyukai hari ini, selain ditimpa banyak tugas kuliah ia juga dibuat tak fokus oleh pernyataan Baekhyun pagi tadi.
"Kenapa gw sepusing ini? Toh ini kemauan gw dari awal kan, gw gak mau dijodohin sama dia, udah ini terjadi, gw bebas sekarang kan" batinnya disaat menutup mata
"Tapi kenapa sekarang gw malah nyesek ya?" Lanjutnya didalam hati
Dirinya tiba tiba teringat sesuatu...
"Tenang aja apapun itu lo pasti bakal bahagia"
Jadi maksud laki laki itu ini? Yang membuatnya bahagia? Taeyeon kini tidak yakin, bahkan untuk sekedar tersenyum saja dia benar benar malas dan lelah, entah mengapa 'bahagia' yang dimaksud Baekhyun itu malah membuatnya seperti ini.
🥀
Mina keluar dari kamar mandi dirumahnya, ia sudah mengenakan piyama tidur dan sudah siap terlelap dalam mimpinya, ia mendudukan dirinya dikasur dan berniat mengecek ponselnya sebentar saja.
Oh ada pesan dari seseorang.
Line
Unknown
Jam 7 mlem bsok gw jmputHa? Siapa ya?
[Read]Mina terdiam dan mengerutkan keningnya berpikir, Baekhyun? Tapi dari mana laki laki itu mendapat nomornya?
Ia kemudian melirik kembali pesannya yang hanya dibaca, Mina akhirnya memilih tak peduli dan segera bersiap tidur, esok hari ia memiliki jadwal yang cukup padat di kampus.
DEGG!!
Mina membuka matanya lebar lebar, nafasnya berburu buru dengan detak jantung yang semakin cepat berdetak.
Rasa takut lantas menyebar ke seluruh tubuh Mina, aura negatif seolah berada disekitar gadis itu. Seluruh tubuhnya sangat berat dan tak bisa digerakkan sedikitpun, Mina mulai merasakan sesak di dadanya.
Dengan susah payahnya ia berusaha menggerakkan semua anggota tubuhnya yang terasa kaku, ia berusaha sekeras mungkin membuka mulutnya agar bisa teriak sekencang kencangnya.
Namun sayangnya itu tak berguna, rasa takut didalam dirinya semakin besar serta rasa sesak di dada pun semakin terasa, Mina menitikkan air matanya dalam keadaan kaku.
"Gw pengen lepas dari semua ini!!!" Teriaknya dalam hati
Tangis Mina begitu sendu dalam diam, ia tak bisa melawan rasa takutnya, sesak di dadanya semakin terasa, nafasnya pun terasa semakin tercekat.
Air matanya mengalir kembali, namun Mina tetap tak bisa bergerak, ia malah semakin kesusahan mengambil nafas.
Kamar miliknya terlihat begitu gelap dan suram, padahal sebelumnya Mina tak sempat mematikan lampu kamarnya.
Ia semakin kesusahan mengambil nafas, rasanya seolah bernafas dari sebuah sedotan kecil, Mina benar benar sesak.
Sosok itu datang, kali ini ia menampakkan wajahnya yang begitu seram. Matanya melotot seperti ingin keluar, serta senyumnya yang begitu lebar menampilkan gigi gigi nya yang runcing.
Sosok itu datang dan langsung mencekik Mina dari atas.
"ARRRRGHHH!!"
🥀
Dalam sunyi nya jam 2 dini hari, Mina menangis sambil menelungkupkan wajahnya. Keringat dingin membasahi tubuh gadis itu hingga berhasil membuat piyama tidurnya juga basah.
Dalam tangisnya ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan rasa takutnya yang masih tak lepas, rasa didalam mimpi tadi masih membekas.
Yang ia pikirkan adalah tempat berlindung, pada siapa ia harus berlindung? Disaat dirinya bergetar ketakutan seperti ini ia benar benar butuh tempat berlindung, yang mungkin akan memeluknya dan menenangkannya.
Mina sudah muak, ia lelah dengan semua yang dirasakannya dalam mimpi, itu semua terasa begitu nyata, Mina tak bisa melawannya.