NIKO ANAK BAPAK, KAN?

2K 83 0
                                    

Setelah nyanyi bang Arya ngajak kita semua buat makan bakso, dan dia yang bayarin. kita semua setuju, ya kali nolak. Orang mana coba yang nggak mau makan gratis. Kita semua pergi menggunakan motor karna jaraknya jauh ya kali jalan kaki, ogah banget huhhh.

Setelah beberapa menit kita pun nyampek. kita semua duduk di tempat yang udah di sediain, dan bang Arya yang pesenin. Nggak lama pesenan pun tiba yaitu masing-masing se piring bakso dan se gelas es teh, kita pun langsung makan.

"bang boleh nambah lontong?" tanya gwe ke bang Arya sambil senyum yang di buat se menis mungkin.

"boleh" jawab bang Arya, membalas senyuman.

"gue juga mau lontong dong Ar" ujar bang Rama.

"gue juga Ar" sambung bang Fariz.

"nggak ada nambah-nambah udah makan aja yang ada"

"ya elah pilih kasih lo, bocil aja di bolehin kita nya kagak" cibir bang Rama.

"iya nih" celetuk bang Fariz. Bang Arya cuman diem aja dan lanjut makan.

"hahahaha kasian dello nggak dapet lontong uweekk" ejek gwe ke bang Rama dan bang Fariz, sambil menjulurkan lidah. Yang gwe lihat mereka cuman buang nafas berat sambil mengelus dada. Yang lain cuman menyimak.

Setelah drama tentang lontong berakhir kita lanjut makan sambil ngobrol, sangking ke asikannya ngobrol tanpa terasa waktu berjalan dengan cepat.

"bang gue pulang duluan" ucap gue sambil berdiri, mengambil satu pentol yang tersisa di piring, memasukkannya ke mulut, memakan dan menelannya.

"yaelah buru-buru amat cil, masih jam segini juga" ujar bang Rama. Gue mengabaikannya dan berjalan ke luar

"gue duluan yah bang, bay bay..." ucap gue melambailkan tangan ke mereka semua.
....

Nyampe rumah buru-buru masukkin motor ke garasi, dan gue lihat mobil bapak ada, itu artinya bapak udah pulang, huhhhhh.

Gue berjalan perlahan berharap nggak ketemu Bapak. Tapi nyatannya tuhan berkehendak lain. Saat gue mau memasukki kamar tiba-tiba ada suara dari arah belakang.

"kemana aja kamu?" gue menoleh ke asal suara.

"emmmm itu Pak, emmmm Niko habis dari rumah temen, habis kerja ke-" jawab gue terbata-bata.

"kamu pikir saya percaya dengan kebohongan kamu?, jawab jujur" sela Bapak.

"maaf pak, Niko habis main sama abang." jawab gue sambil nunduk. Tiba-tiba bapak jalan nyamperi dan langsung mencengkram kedua pipi gue.

"udah saya bilang di rumah saja, kenapa malah keluar, hah?" bentek Bapak di depan wajah gue.

Gwe yang di bentak cuman bisa diem tanpa melawan, karna percuma.

"kalau di tanya, jawab. punya mulut kan!"

"maaf pak.." gumam gue, menahan isak di dada.

"ikut saya"

"jangan pak, jangan bawa Niko ke ruangan itu. Niko takut" Bapak mengabaikan, mencengkram tangan gue, dan menyeret gwe menuju ke sebuah ruangan yang menakutkan itu.

Dengan sisa tenaga gue melepaskan cengkraman tangan bapak dari tangan gue.

"Niko minta maaf Pak, tolong jangan bawa Niko ke ruangan itu. Niko janji akan nurut sama Bapak."

"kamu ingin menurut sama saya bukan?" gue menganguk. "kalau begitu menurut" ujar bapak kembali mencengkram tangan gue dan membawah gue menuju ke ruangan itu yang letaknya di lantai atas.

Menaiki satu-persatu anak tangga sampai tiba di depan ruangan itu yang letaknya di depan tangga.

"Niko anak Bapak, kan?" tanya gue yang membuat Bapak mengurungkan niatnya untuk membukan pintu ruangan itu.

Bapak menoleh ke arah gue. "pertanyaan bodoh" jawabnya.

"kalau bener Niko anak Bapak, tapi kenapa Pak, kanapa Bapak selalu memperlakukan Niko seperti ini?" Bapak cuman diem.

"Bapak selalu mukul Niko, baik Niko melakukan kesalahan atau enggak. Tolong Pak sekali aja, lihat Niko sebagai anak Bapak hiks hik, Niko juga mau kayak banga Noval, yang di sayang sama Bapak hiks." Air mata anj* kenapa coba pakek keluar segala.

"jangan drama kamu" Bapak kembali nyeret gwe, gue melawan mencoba melepaskan tangannya dari tangan gue.

"nggak mau pak hiks"

Saat menarik paksa tangan gue, gue yang membelakangi tangga nggak sengaja terpeleset bersamaan tangan yang udah terlepas. semua terjadi begitu cepat, kepala gue terbentur dengan kerasnya, badan gue sakit menghantam anak tangga, berguling-guling hingga mencapai lantai dasar, dan semua gelap.













....

SAKYA (B×B) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang