SYARAT

1.6K 81 2
                                    

Gemurun petir terdengar nyaring di telinga, awalnya hanya tetesan air kecil yang berjatuhan di tanah, hingga akhirnya hujan lebat turun di sertai petir yang menyambar.

Di tengah hujan yang lebat gue melajukan motor denga kecepatan penuh, ingin cepat-cepat sampai di tempat yang dituju.

‘Arya di penjara cil’

‘waktu kita tawuran, dia bawah pisau dan nusuk orang’

‘siapa orang yang di tusuk bang?’

‘ketua geng STARLIGHT’

Gue menghentikan motor, melepaskan helem, den berjalan ke arah gerbang yang di tutup rapat.

“oyy Sakya keluar lo” teriah gue di depan gerbang rumag Sakya.

“gue pengen ngomong sama lo”

Dari kejauhan gue lihat seseorang berjana ke sini, “ada apa yah?”

“pak buka gerbangnya gue pengen ketemu Sakya”

“apa anda sudah membuat janji dengan tuan muda?”

“nggak sempet pak. Tolong bukain, ini penting”

“ada apa ini”

“ehh om, tolong bukain gerbangnya om.”

“buka gerbangnya”, perintah om yang baru dateng.

“makasih om”

Gue pun menaiki motor, dan melajukan nya masuk, nyampek depan rumah. Gue markirin motor sembarangan dan berjalan ke dalam dengan keadaan basah kuyup. Gue nggak peduli kalau rumanya basah, lagi pula di sini banyak maid yang bekerja.

“Sakya keluar lo, gue pengan ngomong sama lo”

Tinggg.. bunyi lift terbuka

“ada apa Niko?, kenapa kau-”

Bughh

“ini untuk kekesalan gue”

Bughh

“ini untuk lo yang hampir ngelecehin gue waktu itu, dan-”

Bughh

“ini untuk lo yang udah penjarahin Abang gue”

Gue lihat si Sakya menyekah darah yang ada di sudut bibirnya. “hebat juga pukulan gue” batin gue.

“ehhh om mau ngapain, lepasin gue”, teriak gue panik. Habisnya tiba-tiba tubuh gue di sorokin ke depan, dan tangan gue di cekal ke belakang.

“LEPAS” perintah Sakya dingin. Tubuh gue pun di lepasin.

“Kurang ajar lo om, tangan gue sakit ni” maki gue di depan om itu. Gue lihat ni om-om cuman diem aja, emang aj*..

“apa sudah selesai marahnya, hmm”

“ehh iya lupa. Gue ke sini minta lo cabut semua tuntutan lo ke bang Arya”

“baiklah, tapi ada syaratnya” jawab Sakya. Gue mengerutkan kening.

“apa?"

“turuti semua permintaan saya, tanpa terkecuali”

What. Apa tadi!. Turutin meminta dia?.

“apa nggak ada syarat lain selain itu?” tanya gue. Takutnya si Sakya minta yang aneh-aneh...

"nggak ada"

Gue berfikir sejenak. kalau gue nggak setuju, berarti bang Arya akan tetap di penjara, dan gue nggak mau itu terjadi.

"oke gue setuju"

Dia tersenyum tipis, "yang pertama jauhi seluruh anggota Black Fire."

"Apaan sih lo, kalau minta itu sewajarnya. Setidaknya lo ngertiin perasaan gue. gue nggak mau yah ngejauhin abang-abang" maki gue, enak aja dia nyuruh gue jauhi abang-abang.

Dia menghela nafas. "Baiklah tidak perlu jauhi semua, cukup jauh Arya saja"

"Tapi.."

"Iya atau tidak?" selah Sakya. Pada akhirnya gue menganguk.

"Permintaan kedua, jadilah pacar saya"

Mata gue melotot kaget, what apa tadi katanya! jadi pacar nya?

"Nggak, nggak, nggak. Gue nggak mau" tolak gue mentah-mentah. Tuh kan belum apa-apa permintaannya udah aneh aja..

"Baiklah kalau begitu saya tidak akan mencabut tuntutan saya."

Gue memejamkan mata, menghela nafas berat dan, "oke, gue mau jadi pacar lo"













....

SAKYA (B×B) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang