[9] Tread of Life

3 3 0
                                        

"The universe is really funny at playing with fate. I won't give up!"

Hamparan tanah ulayat dengan nisan yang berdiri di atas gundukan tanah—memberikan kesan kesedihan cukup mendalam. Sepasang kaki jenjang terus melangkah hingga berhenti disebuah nisan yang terawat dengan baik.

"Aku datang," gumam Aksa meletakkan setangkai bunga Lily sambil tersenyum tipis.

Kirana Meishana Xavie

Tatapannya lurus, tidak ada satu kalimat apa pun yang keluar dari dalam mulutnya.

"Lo ngapain di makam nyokap gue?" Suara familiar itu mengalun indah masuk ke telinga Aksa. Melihat tidak ada respon, gadis itu berdecak pelan.

"Mom, sorry, I can't visit you until now," gumamnya meletakkan setangkai bunga Lily ke atas makam ibunya. Manik emerald itu menatap batu nisan dengan pancaran penuh kerinduan.

Hari ini merupakan peringatan kematian Kirana kesepuluh tahun.

Sepasang cucu Adam tersebut selepas dari makam memutuskan pergi ke suatu tempat yang hanya Aksa mengetahui. Pria jakung itu memaksa Naomi agar ikut dengannya.

Setibanya ditempat tujuan, Aksa menyuruh Naomi agar segera turun dari mobilnya. "Ikuti gue," suruhnya berjalan duluan memasuki kawasan hijau. Naomi mencibir kesal, dia mengikuti langkah pria itu sampai pada Savana hijau yang luas dan hamparan danau yang jernih.

Naomi mengerjabkan matanya, dia seakan terhipnotis dengan keindahan alam. "Dari mana Lo tahu tempat ini?" tanyanya berdecak kagum.

"Mama Kirana," saut Aska berdiri di belakang Naomi. "Di sana." Aksa menunjuk ke arah timur, terdapat ayunan kayu. "Itu gue sama Papa yang bikin untuk nyokap Lo," lanjutnya. Naomi terdiam dia ikut melihat ke arah yang ditunjuk oleh Aksa.

"Setiap weekend kami sering menghabiskan waktu di sini." Aksa menatap nanar sekitar, cukup lama dia tidak  ketempat ini.

"Kenapa Lo ceritain ini ke gue?" tanya Naomi heran. Sudut bibir Aksa tertarik ke atas. "Setidaknya Lo tahu tempat kesukaan mama Kirana," satunya.

"Seberapa dekat Lo sama nyokap gue?" Naomi berbalik berdiri berhadapan dengan Aksa, dia sedikit mendongakkan kepalanya menatap pria itu.

"Sangat-sangat dekat," jawab Aksa menghunus ke hati Naomi.

Naomi berbalik, pikirannya menerawang jauh. "Apa lagi yang tidak gue ketahui?" tanyanya.

Aksa tidak menyaut. "Gue kek orang bodoh di sini, Aksa!"

"Bahkan kesukaan nyokap gue aja gue nggak tahu," lanjutnya.

"I don't know whether this is fate or a curse for me," gumam Naomi.

"Aksa, lo saudara gue bukan?" Dirinya kembali berdiri berhadapan dengan Aksa.

"Help me!"

***

"I can shine because of you," gumamnya mesenandungkan lagu Special Love—Xodiac.

Thread of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang