01

354 14 3
                                    

'Malika si Kecap Asin'



Gemricik air terdengar begitu deras. Walaupun hujan turun begitu deras, tidak menyusutkan niat Malika untuk masuk kuliah. Gadis dengan jilbab ungu itu nampak semangat menikmati hangatnya mie kuah di kantin bersama dengan temannya.

"Dingin," seru Imel seraya menggosokkan kedua telapak tangannya.

"Ngeluh mulu lah kau ni, makan tuh keburu dingin nanti," ucap Malika seraya menunjuk mangkuk mie yang dianggurkan oleh Imel.

"Imel, lo tau ngga-"

"Ngga tau," serobot Imel seraya mengunyah mie miliknya.

"Bodoh, gue belum selesai bicara!" semprot Malika seraya menjitak kepala Imel pelan.

Bukannya marah, Imel justru tertawa melihat wajah masam Malika. Dirinya meminta maaf lalu mempersilahkan Malika untuk berbicara.

"Gue sebenernya baru galau, malas dirumah. Makanya ajak lo kekampus padahal matkul kita siang nanti," ujar Malika.

"Lo ada masalah dirumah?"

"Iya, gue kalau dirumah sering kepikiran Athallah. makanya ajak lo kekampus siapa tau dia ada dikampus kan," ucap Malika.

Imel terdiam mendengar ucapan Malika, sudah tidak heran lagi jika Malika sering membicarakan lelaki pujaannya itu. Padahal niat Imel ingin menjadi pendengar yang baik ketika Malika mengatakan dirinya tengah ada masalah. Tapi ternyata masalah Malika tidak jauh-jauh dari Athallah.

"Mal, gue heran sama jalan pikir lo. Gue kira emang baru ada masalah dirumah, rupa-rupanya cuma masalah kepikiran Athallah," ucap Imel mengetuk kepala Malika dengan bolpoin.

"Hahahahaha, ya habis nya dia ada dipikiran gue mulu. Daripada suntuk kepikiran dia terus ya mending ke kampus lah, siapa tau ketemu sama orang nya," ucap Malika yang membuat Imel menggelengkan kepalanya.

"Ya iya sih, tap-BUSETT MALLL! LIAT CEPET!" ucap Imel menolehkan kepala Malika pada suatu obyek yang membuat Malika melototkan kedua matanya.

Disana, terlihat Athallah tengah berjalan berdampingan dengan perempuan yang terlihat anggun. Malika yang melihat itu tentu saja hatinya terbakar cemburu. Lelaki pujaannya berjalan beriringan dengan perempuan famous di kampus.

"Mel, kok sama cewe dia? Tapi ngga mungkin pacarnya ngga sih? Iya, ngga mungkin deh. Masa seorang Athallah pacaran, ngga mungkin banget. Pasti cuma partner nugas aja, atau ada tugas proyek tuh mereka berdua," ucap Malika berfikir positif.

"Tapi setau gue, mereka emang udah deket dari lama Mal. Rumah mereka aja cuma sampingan kok," ujar Imel.

"Mel, bilang sama gue kalau ngga ada cinta antar tetangga. Cepet bilang gitu!" titah Malika.

"Ya emang ada, Mal. Lo lupa? Ayah sama Ibu gue dulunya tetanggaan," jawab Imel.

"Ahhh lo mah, ngga asik!"

"Gue pulang! Ngga mau masuk kelas dulu! Bilang aja gue sakit, masa bodo sama absen gue yang bakal di Alfa sama dosen kampret, gue pulang Imel!! Jangan jemput gue!" ucap Malika seraya membereskan barang-barangnya.

"Lah, yang bener aja? Hari ini kita ulangan bodoh!"

"Masa bodo, gue malas. Gue mogok kuliah dulu pokoknya," seru Malika.

"Mal ayo lah, jangan karena liat Atha jalan berdua sama cewe lo jadi mogok kuliah," ucap Imel berusaha mencegah Malika.

"Hati mungil gue lebih penting Mel, gue bolos sehari aja. Besok masuk lagi," ucap Malika.

"Eh, kecap asin! Jangan nekat deh, nanti matkul nya Bu Romlah!!" teriak Imel pada Malika yang berlari meninggalkan kantin.

"Ngga habis fikir gue, Mal sama lo," ucap Imel seraya menggelegkan kepalanya pelan melihat Malika yang benar-benar meninggalkan dirinya.

Sesampainya di rumah, Malika melepas sepatunya dengan lesu. Melempar tas nya kesofa ruang tamu lalu menghampiri Fathia dibelakang.

Wajah Malika benar-benar masam. Tidak secerah pagi tadi saat dirinya pamit pada kedua orang tuanya. Malika berjalan dengan lunglai, wajahnya benar-benar terlihat tidak ada gairah kehidupan.

"Ibun, Malika pulang."

"Loh, kok sudah pulang? Ngga ada kelas apa gimana?" tanya Ibun.

"Malika bolos sehari ngga apa-apa kan Ibun? Malika malas," ujar Malika.

"Kok tetiba banget malas nya? Pas mau berangkat tadi perasaan semangat banget. Ada apa? Ayo cerita sama Ibun," ucap Ibun menghampiri putrinya yang duduk dikursi dengan lesu.

"Ibun, Athallah jalan berdua sama temannya. Kata Imel, teman Atha itu tetanggaan sama Atha. Mereka udah dari kecil sama-sama. menurut ibun, mereka punya rasa ngga?" tanya Malika.

"Malika, kita tidak tau bagaimana perasaan orang. Namanya juga manusia pasti punya rasa cinta. Mau Atha sama temannya itu saling suka, Malika ngga boleh ikut campur, walaupun Malika suka sama Atha."

"Perasaan itu ngga bisa dipaksakan, terserah Atha mau pilih yang mana."

"Berarti Malika salah ya ibun kalau Malika cemburu sama temannya Athallah?" tanya Malika.

"Tidak salah juga sih, wajar kan kalau Malika cemburu? Tapi Malika harus tau batasannya, Malika sama Atha kan hanya sebatas teman biasa, tidak ada hubungan sepesial kan? Malika ngga boleh marah kalau Atha dekat sama yang lain, toh Malika ngga berhak karena Athallah bukan punya Malika,"

"Ibun, nikahin Malika sama Atha sekarang juga biar Malika bisa marah kalau Atha jalan sama perempuan lain."

Ibun geleng-geleng kepala mendengarnya.

"Lah kecap, kenapa pulang lagi?" Kini, Fauzi datang menghampiri adik dan ibunnya.

"Adek nya baru galau abang, cowo yang disuka sama Malika jalan sama perempuan lain," ujar Ibun seraya terkekeh pelan.

"Yaelah kecap, kamu itu fokus aja sama kuliah nya. Jangan mikir cowo dulu. Ngga akan selesai-selesai nanti kuliah nya," ujar Fauzi.

"Abang, perasaan itu ngga bisa dikontrol. Ibaratnya Abang suka sama Kak Zafira tapi ngga disukain balik sama Kak Zafi, lalu abang modus nya main sama abangnya Kak Zafira. Gitu ibaratnya," ucap Malika yang membuat wajah Fauzi memerah sedangkan Ibun tertawa mendengarnya.

"Anak Ibun ternyata sama-sama baru berjuang ya? Ibun ngga masalah, tapi harus tau batasan. Kalau bisa bawa kerumah, izin sama Ibun sama Ayah, nanti kita bahas pernikahan," ucap Ibun.

"Abang aja tuh Ibun, dia kan sudah tua, sudah waktunya cari istri."

"Tau apa sih kamu cil?" ucap Fauzi mencubit pipi berisi milik Malika dengan gemas.

"Jam berapa masuk kuliah?" tanya Fauzi beralih merangkul pundak Ibun.

"Aku ngga masuk dulu, suasana hati ku lagi ngga baik-baik aja. Hati mungil nan lucu ku baru tersakiti abang," ucap Malika.

"Kecap, dengerin abang! Ngga ada bolos-bolos kuliah cuma karena cowo yang kamu suka jalan berdua sama perempuan lain. Dimana-mana yang di utamakan itu sekolah. Ayo, siap-siap! Abang antar ke kampus," ucap Fauzi.

"Jahat banget, orang hatiku baru berduka abang ya! Ngga punya hati banget sama adeknya," seru Malika.

"Kuliah dulu, Imel chat abang katanya hari ini ulangan kan? Ayo, abang antar sampai kelas deh," ucap Fauzi.

"Bener yang dibilang Abang kamu, dek. Kuliah dulu yang diutamakan baru yang lain. Fokus dulu," ucap Ibun.

"Huahhhh Ibunnnnn, Malika ngga terima Athallah jalan berdua sama cewe lain!" Heboh Malika.







'Malika si Kecap Asin'

Malika si Kecap AsinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang