05

222 10 1
                                    

Malika si Kecap Asin












Hari ini hari Jumat, kebetulan sekali Malika bertemu dengan Athallah di lorong kampus. Tentu saja gadis itu mencegat Athallah disana, memberikan pertanyaan konyol dan mengatakan kalimat manis pada lelaki itu.

"Buru-buru banget, Atha. Kamu mau kemana sih?"

"Sholat Jumat," jawab Athallah singkat.

"Ohh iya, ini hari Jumat ya. eh, biasanya sebelum sholat Jumat itu ada khitbah dulu kan ya?" ucap Malika yang membuat Athallah melotot.

"Khutbah Mal," koreksi Athallah.

"Eh, iya ding. Kalau khitbah kan nanti kalau kamu datang kerumah terus bilang sama ayah aku, iya kan?" Malika terkikik melihat Athallah yang semakin syok mendengar ucapannya.

Athallah mendorong dahi Malika menggunakan botol mineral yang ia bawa. semakin hari gadis ini semakin tidak terkendali saja, pikirnya.

"Kalau ngomong jangan ngawur," ucap Athallah.

"Loh kenapa? Ucapan adalah doa, kalau aku bilang begitu siapa tau diijabah sama Allah, terus kita menikah deh." Athallah semakin menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Malika.

"Jodoh ngga ada yang tau," ucap Athallah.

"Iya, aku tau kok. Tapi kan ngga ada salahnya aku minta kamu sama sang pencipta. Iya toh?" Malika semakin menyipitkan kedua matanya, menatap Athallah yang tampak malas dengan pembahasan ini.

"Iya ngga ada," jawab Athallah.

"Nahhh, maka dari itu Atha, kamu juga harus siap menerima kalau kita itu berjodoh," ucap Malika terbahak.

Ditengah-tengah keasyikan Malika mengobrol dengan Athallah, datang lah seorang gadis yang terlihat cantik mengenakan gamis abu dipadukan dengan hijab yang senada. Gadis itu datang dengan senyum manisnya.

"Assalamu'alaikum," ucapnya.

"Wa'alaikumusalam," jawab Athallah dan Malika kompak.

"Maaf ya ganggu waktunya sebentar. Aku cuma mau bilang, nanti selesai sholat Jumat kita bisa lanjutin tugas proyek kita kan?" tanya Alara.

"Bisa, Ra. Nanti bilang aja mau ngerjain dimana," jawab Athallah.

"Okey, nanti aku chat kamu ya," balas Alara yang diangguki oleh Athallah.

"Ke masjid dulu ya," pamit Athallah yang diangguki oleh kedua gadis di sampingnya.

"Athallah, hati-hati! Aku nitip doa ya, bilang sama Allah kalau kamu juga udah siap jadi jodohku," seru Malika yang membuat Alara tertegun.

Malika memperhatikan punggung lebar lelaki itu hingga menghilang dari pandangannya. Ia tersenyum kaku pada Alara yang tengah memperhatikan dirinya sedari tadi.

"Hehe, maaf Alara."

"Ngga apa-apa Mal, santai aja," jawab Alara seraya terkekeh pelan.

"Kamu udah dari lama suka sama Atha?" Tanya Alara.

"Lumayan lama, aku suka sama Atha dari awal masuk kampus." Alara mengangguk paham mendengarnya.

"Alara, mm...kata orang-orang kamu sama Athallah itu teman dekat ya? Teman dari kecil katanya, emang iya?" tanya Malika kepo.

Malika si Kecap AsinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang