Happy reading!
Selesai kelas. Malika dan Imel berjalan beriringan menuju parkiran. Keduanya tampak asyik bergurau sembari menatap halaman kampus yang luas.
"Mal, ke kosan gue bentar ya? Gue mau titip sesuatu," ujar Imel sembari mengecek kembali barang-barang di dalam tasnya.
"Paan tuh?" tanya Malika sembari menggigit rotinya.
"Ada, barang dari Kak Dimas." Malika melotot seketika. Apa Dimas dan Imel sudah official, pikirnya.
"Kok jadian ngga bilang-bilang?" tanya Malika sembari menatap Imel serius.
"Bangsul, siapa juga yang jadian?!" sentak Imel sembari menggetok kepala Malika dengan kunci motor miliknya.
"Ini gue mau nuker barang. Jadi kemarin kita ketemu diswalayan. Karena hujan dan kebetulan ngga bawa jas hujan, gue sama dia neduh dulu sampai hujannya reda. Pas pulang ternyata tas belanjanya ketuker.
"Nih, belanjaan gue udah dibawain sama dia. Tapi yang punya dia belum gue bawa."
"Terus, kenapa lo titip ke gue?" tanya Malika sewot.
"Lo aja dititipin barang sama Kak Dimas mau, giliran gue titip malah mencak-mencak."
"Yeeee, somplak! Itu kan karena dia malu mau ngasih langsung ke lo. Sekarang kan lo udah biasa aja kalau sama dia, kenapa masih jadiin gue perantara kalian, sih?!" Kesal Malika tuh, menjadi perantara antara Imel dan Dimas. Dasar manusia aneh.
"Yaelah, minta tolong dikit aja lah, Mal. Lagian kan rumah dia searah sama lo, tolong yakk?" ucap Imel sembari tersenyum manis kearah Malika.
"Yeuuu, Hindun. Yaudah deh, ayok buru ke kosan lo!"
Sesampainya dikosan Imel. Keduanya langsung masuk kedalam kos Imel. Malika dengan santai merebahkan dirinya diatas kasur kecil Imel. Matanya memejam menikmati betapa nyamannya merebahkan tubuh disaat letih seperti ini.
"Gue balik bentar lagi, deh, Mel. Kos lo enak, banyak makanannya." Hal itu membuat Imel mencibir pelan. Malika ini emang biang kerok. Makanannya akan habis jika sudah berada didepan Malika.
"Serah lo, deh, Mal. Asal lo ganti yah chiki-chiki gue!" ujar Imel sembari memasuki kamar mandinya.
"Oh, iya, Mal. Ntar kalau Firma datang suruh masuk aja!" ucapnya dari dalam kamar mandi.
"Beres!"
Malika kembali memainkan ponselnya sembari memakan chiki-chikian milik Imel. Gadis itu berbolak-balik membuka sosmednya. Mensecroll vidio atau bahkan membuka story Instagram teman-temannya.
Kedua mata Malika melotot seketika melihat salah satu story mahasiswa di kampusnya. Disana, tampak foto siluet gadis berjilbab sembari membawa buket bunga. Disana tertulis doa untuk kedua manusia yang ditag oleh Cici, salah satu mahasiswa Psikolog.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malika si Kecap Asin
RandomIni tentang perjuangan Malika dalam mendapatkan hati seorang lelaki tampan yang katanya paham agama, lelaki yang katanya nyaris sempurna, lelaki yang mampu membuat hati para perempuan terpikat padanya Tapi, apakan lelaki itu memiliki perasaan yang s...