Happy reading semuaaa!!!!!!
Sebelum scrolll bacanya, janlupsss tekan bintang dulu yah!
Sokeyyy????
Let's go!!!!!
Dua Minggu berlalu, masalah antara Malika, Heksa dan Dimas telah usai. Kini, Malika kembali fokus pada pendidikannya. Kejadian kemarin-kemarin membuatnya sadar jika hidup bukan hanya untuk senang-senang.
Untuk perihal sakit hatinya, insyaAllah, ia sudah ikhlas. Malika lebih banyak memperbaiki dirinya dibanding menggalau meratapi nasib.
Tiap-tiap pagi, Malika berusaha bangun subuh, ikut shalat berjamaah bersama Ayah dan Ibun. Kadang pula ikut mengaji dengan Fauzi yang menyimak dirinya. Yang namanya berhijrah, tetap ada godaannya. Malika masih sering lalai. Terkadang ia masih telat bangun subuh, menunda shalat dan masih berbicara kasar. Tapi pelan-pelan, gadis itu merubah kebiasaan buruknya itu.
"Imel, Imell!!! Assalamu'alaikum, Pak Harto, Imelnya di rumah ngga?"
Bayangkan, dari rumah Malika sampai ke rumah Imel, dengan jarak yang lumayan jauh. Malika mengayuh sepeda warna kuning miliknya dengan antusias. Salahkan Imel yang sudah membuat janji akan bersepedaan pagi, hingga pagi-pagi sekali Malika membuat rusuh di depan rumahnya.
"Iya-iya! Wa'alaikumusalam, sebentar!" Itu suara Imel. Malika terkikik geli mendengarnya.
Malika membunyikan lonceng pada sepedanya kala Imel datang dengan muka bantalnya. "Ini masih pagi, kecap asin!" Ujar Imel.
"Katanya sepedaan pagi, ya emang harus pagi, Imeldut." Imel mendelik mendengarnya.
"Ya, tapi ngga sepagi ini juga!" Balas Imel sembari menjitak kepala Malika pelan.
"Hayooo, bangun telat ya? Udah sholat belum?" elak Malika.
"Gue baru haid, niatnya mau rebahan santai tapi diganggu sama tuyul modelan lo!" ujar Imel sembari melototkan kedua matanya. Malika terkekeh pelan mendengarnya.
"Tapi emang seharusnya pagi, Imel. Ayah gue kalau sepedaan kepuncak sama bapak-bapak di komplek itu, berangkatnya pagi-pagi begini kok," ujar Malika.
"Ya, itu bapak-bapak ada target nya. Kita cuma mau sepedaan biasa," ucap Imel geram.
"Udah lah, Mel. Buruan siap-siap, gue udah pegel nih berdiri terus. Lo juga bukanya nawarin duduk kek, apa kek. Emang bangsul lo," ujar Malika sembari menempelkan dagu pada stang sepeda.
"Ck, ntar, gue mandi dulu. Lo duduk aja di teras." Malika mengangguk mantap lantas membawa sepedanya untuk masuk kedalam rumah Imel.
"Jangan lupa buatin teh hangat," ujar Malika sebelum Imel benar-benar masuk ke dalam rumah.
"Ngelunjak lo ya!"
***
Malika dan Imelda sudah berada di jalanan. Keduanya mengayuh sepeda masing-masing dengan santai. Kedua gadis itu terus saja berceloteh ria sembari menyruput es yang baru saja mereka beli.
Memang, setelah bersepedaan pagi tadi, keduanya merasa lelah dan haus. Dilihatnya ada warung yang menjual beberapa minuman sacshet yang membuat Malika dan Imel tergiur seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malika si Kecap Asin
RandomIni tentang perjuangan Malika dalam mendapatkan hati seorang lelaki tampan yang katanya paham agama, lelaki yang katanya nyaris sempurna, lelaki yang mampu membuat hati para perempuan terpikat padanya Tapi, apakan lelaki itu memiliki perasaan yang s...