03

140 13 0
                                    

'Malika si Kecap Asin'







Malam minggu yang biasanya digunakan untuk rebahan santai, kini tidak lagi karena Malika tengah mengikuti kajian di daerah rumah nya. Malika dengan semangatnya duduk dibarisan paling depan bersama dengan Imel.

Acara kajian sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Baik Malika maupun Imel berusaha tetap fokus pada materi yang diajarkan oleh Athallah dan para pendakwah lainnya.

Sedari tadi, Malika terus saja menyunggingkan senyumnya kala melihat sosok Athallah berdiri dengan gagah didepan. Berdiri menggenggam mikrofon saling melempar senyum dengan temannya.

"Berhenti dulu senyumnya ngga bisa? Kering tuh gigi lo," ucap Imel menyenggol lengan Malika pelan.

"Senyum ini yang akan gue perlihatkan ke orang-orang waktu gue nikah sama Athallah nanti Mel," ujar Malika tersenyum manis pada Imel.

Imel berlaga ingin muntah mendengarnya, tentu saja hal itu membuat Malika terkekeh pelan. Sudah pasti Imel muak mendengarkan kehaluan Malika tentang hubungannya dengan Athallah.

"Jangan gitu lah kau. nanti kalau gue beneran menikah sama Atha, Souvernir punya lo paling mewah dari pada yang lain," ucap Malika bersungguh-sungguh.

"Kalau ngga menikah sama Atha?"

"Yasudah, lo harus siap menemani hari-hari patah hati gue," jawab Malika yang membuat Imel mendengus.

"Ini sudah boleh dimakan belum sih, Mel?" tanya Malika berbisik pada

Tangan mungil milik Malika bergerak membuka kotak snak yang sudah dibagikan sedari tadi. Malika mengintip isi didalam kotak tersebut lalu tersenyum penuh kemenangan ketika isi snak tersebut adalah makanan kesukaannya.

"Sesuai ekspektasi gue, Mel," ucap Malika, jemari lentiknya bergerak dengan lincah mengotak-atik ponsel miliknya

Ting

Ting

Ting

Fauzi buru-buru mensilent ponselnya ketika notif itu terus berbunyi. Bahkan teman-temannya sampai menoleh kearahnya ketika mendengar notif Fauzi.

"Penting mungkin, dicek dulu saja," ucap Zaidan.

Fauzi tidak menjawab, tapi tangannya bergerak membuka password pada ponselnya. Nafasnya langsung ia buang ketika membaca pesan dari adiknya.

Si bungsu

abanggg

abang snak nya jangan
dihabisin ya

kue nya buat malika, nanti
malika tuker pakai tahu bakso

okeyy abang?

Ngga oke

kalau ngga kasih ke malika
pantat abang bintitan

Zafira juga suka kue ini
mau abang kasih ke dia

ngga usah pencitraan mulu

kak zafira ngga bakal mau sama
abang

percuma, mending kasih aku aja

Malika si Kecap AsinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang