Happy reading guys!
Hari hari Malika lalui dengan dongkol. Kalian tahu? Semenjak pertemuannya dengan Heksa kala itu, sampai saat ini lelaki berperawakan tinggi itu selalu saja mendekati dirinya. Malika tidak habis fikir dengannya. Huhh, ia fikir kepribadian Heksa itu lelaki yang pendiam dan asik diantara pertemanan nya saja. Rupanya dia memang asik alias asik sendiri.
"Kak, lo bisa ngga sih jangan gangguin gue?!!" ujar Malika sudah sangat lelah dengan Heksa.
Sebelum ini, Malika selalu bersikap sopan untuk menghargai lelaki didepannya ini, tapi semakin kesini, Heksa semakin semaunya sendiri.
"Siapa yang gangguin sih, Mal? Gue cuma mau nemenin lo doang," ujar Heksa yang menurut Malika tengil.
"Rese deh!" gumam Malika tampak risih dengan tingkah Heksa yang tidak sesuai dengan apa yang ia fikirkan.
"Tapi, gue ngga suka, Kak."
"Ngga apa-apa. Ntar lama-lama juga bakal suka," jawab Heksa sembari memalingkan wajahnya dari Malika.
Hihhhhhh, monyet banget! Ingin sekali rasanya Malika meneriaki lelaki itu, namun ia tidak bisa. Rasanya ia takut menyinggung orang-orang disekitarnya.
"Kak, tolong deh. Kita bersikap kayak biasa aja. Kayak orang normal yang belajar dikampus ini tanpa ada interaksi begini, toh sebelumnya juga begitu." Ujar Malika sembari menunduk dalam.
"Kenapa? Gue juga mau ambil hati lo, masa ngga boleh?"
"Aduhh, gimana ya? Gue tuh ngga bisa buka hati lagi, kar-"
"Karena masih ada Atha?" potong Heksa yang membuat Malika semakin kesal.
"Atha aja ngga pernah lirik lo, Mal."
"Ya, itu kan urusan gue! Lo ngga berhak ikut campur," ucap Malika seraya memalingkan wajahnya dari pandangan Heksa.
"Yah, ini juga urusan gue. Lo ngga perlu repot-repot buka hati, nanti lama-kelamaan juga bakal kebuka sendiri kok," ujar Heksa.
"Orang sinting!"
"Imelll!!!" seru Malika lantas meninggalkan Heksa yang tersenyum tipis seraya memperhatikan Malika yang berlari menghampiri temannya.
"Huahhh, Melll, gue harus gimana? Kak Heksa makin ngga jelas, gue ngga mau." Imel terkikik geli melihat Malika yang nampak risih itu.
"Udahlah ngga apa-apa," jawab Imel sembari merangkul pundak sohibnya.
"Ngga apa-apa gundulmu! Gue maunya Atha, bukan Kak Heksa."
"Lo tau kan? dia itu gimana kalau dihadapkan anak-anak lain? gue kira dia emang pribadi yang cool gitu, Mel. Orang yang keren lah. Tapi pikiran gue selama ini terbang jauhh karena nyatanya dia itu tengil banget." Imel malah semakin terbahak mendengarnya.
"Ya, terus kenapa kalau dia tengil?"
"Ngga kenapa-kenapa sih, tapi tuh, aghhhhhh!!!" Malika mengacak jilbabnya saking kesalnya dengan Heksa.
"Gue ngga suka cara dia deketin gue yang terang-terangan," cicit Malika.
"Lah kalau diam-diam namanya maling," ujar Imel yang membuat Malika murka.
"Gue tendang juga lo, Mel, lama-lama!" Ujar Malika mendengus sebal.
"Imell, please bantuin gue!" pinta Malika dengan rengekan khasnya.
"Bantuian apaan, Mal?"
"Apapun asal gue ngga ketemu lagi sama Kak Heksa," ujar Malika sembari menggenggam jemari Imel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malika si Kecap Asin
RandomIni tentang perjuangan Malika dalam mendapatkan hati seorang lelaki tampan yang katanya paham agama, lelaki yang katanya nyaris sempurna, lelaki yang mampu membuat hati para perempuan terpikat padanya Tapi, apakan lelaki itu memiliki perasaan yang s...