07

103 8 1
                                    

Happy reading!!
































Malika berlarian menghampiri kedua orang tuanya yang berada diruang tengah. Gadis itu mendudukan dirinya disamping Ibun dengan senyum yang mengembang.

"Malika boleh pergi sama Imel ngga Ibun?" tanya Malika pada Ibun yang tengah berduaan dengan Ayahnya.

"Pergi kemana malam-malam begini?" tanya Ibun.

"Jalan-jalan aja Bun, Malika sama Imel mau quality time," ujar Malika.

"Pulang nya jangan malam-malam, nanti kalau sudah selesai bilang sama abang kamu, suruh dia jemput. Okey?" Kini Rizal yang berucap.

"Okeyy, ayahhhh!"

Setelah mendapat izin, Malika gegas bersiap sembari menunggu Imel yang katanya akan menjemput dirinya. Benar saja, tidak sampai dua puluh menit, Imel sudah sampai didepan rumah Malika. Gadis itu turun dari atas motor sembari mengabari pada Malika.

Malika berlari menuju pintu utama rumahnya. "Malika berangkat, Assalamu'alaikum!" ujar Malika yang membuat kedua orang tuanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Melll!" ujar Malika menghampiri Imel yang berdiri menyengir didepan rumah.

"Mana Ibun? Gue mau pamit," ujar Imel.

"Ngga usah, kita langsung cuss aja beb." Ujar Malika.

"Lahhh? Yaudah deh, lo depan ya, Mal." Ujar Imel. Malik langsung merubah raut wajahnya.

"Lo mau kita mati bersama-sama, Mel? Lo kan tau, gue ngga bisa bawa motor," ujar Malika berubah sendu.

"Hahahahah. Privat sama gue aja lah, Mal. Murah, sekali pertemuan setengah juta aja," ujar Imel sembari menaik turunkan kedua alisnya.

"Gede banget lo ambil untungnya. Gue yang rugi, pinter! Privat sama lo, belum tentu bisa bawa motor tapi udah tentu tekor!" Ujar Malika seraya menggeplak lengan Imel dengan kuat.

Motor Imel melaju membelah jalanan, membawa Malika bercerita heboh diatas motor sembari menikmati angin malam yang menembus ke pori-pori kulitnya.

Sesampainya di tempat yang biasa digunakan Malika dan Imel nongkrong, keduanya gegas memesan minuman. Duduk di meja paling pojok karena disanalah tempat paling aman untuk mereka berbagi cerita. Asekkk!

"Calon suami lo tadi chat gue, nyebelin banget!" ujar Malika seraya menekuk wajahnya.

"Sehun?"

"Mell, jangan mulaii dulu! Gue mau cerita," ujar Malika yang dibalas gelak tawa oleh Imel.

"Hahahahah, okeyy-okeyy."

"Kak Dimas bilang, kalau gue mau sama Kak Heksa, bilang aja. Nanti bakal dikasih nomornya sama dia, kan asem banget ngga si, Mel? Gue tuh jadi malas banget ketemu sama dia gara-gara bahas Kak Heksa," ujar Malika mengeluarkan unek-uneknya.

"Gue ngga enak sama Kak Heksa, nanti dikiranya gue lagi yang suka, padahal mah engga."

"Ditambah mengetahui fakta kalau Athallah ngga save nomor gue, huaaaa....sedihnya sampee tulang ekor ini Mel," ujar Malika sendu.

[Chat ada di tiktok bakpaopelangiii]

"Tapi ngga ada salah nya sih, Mal. Coba aja buka hati buat orang baru, ngga melulu tentang Athallah," ucap Imel.

"Saran aja sih Mal, soalnya gue lihat-lihat kalian ngga ada kemajuan. Athallah juga cuek bebek begitu," imbuhnya.

"Susah Imel, mau buka hati tapi kuncinya udah ada di Athallah," balas Malika yang membuat Imel berdecih.

Malika si Kecap AsinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang