XII [End]

486 38 10
                                    

Happy Reading
*****

Kriiinggg!

Suara alarm menggema di sebuah kamar. Pemilik kamar langsung terbangun dengan napas tersenggal senggal.

Tangan kanan nya di tuntun mengelap peluh di dahi nya beserta air mata yang sudah membanjiri wajah, bantal, bahkan kasurnya.

Dia menangis?

Sadar bahwa yang terjadi tadi adalah mimpi, pemuda bernama Rasen itu langsung bergegas menuju kamar kakaknya alias Juna.

Sekarang baru jam enam pagi, masih ada waktu untuk menghentikan operasi. Kini yang ada di pikiran Rasen hanyalah ia harus menghentikan operasi itu. Memang dari semalam firasatnya tak bagus, ditambah mimpinya ini, firasatnya semakin kuat.

"Kak Juna! Kak! Juna!"

Dorr dorr dorr

Pintu kamar Juna digedor dengan tak elit nya oleh Rasen. Setelah berkali kali menggedor kamar itu, barulah pemilik kamar membukakan pintu dengan wajah bantalan nya.

"Kak! Ayo ke rumah sakit sekarang! Pokoknya harus batalin operasi Cakra sekarang juga!"

Juna nampak terdiam dulu, Juna ini belum terbangun sepenuhnya dan masih mencerna perkataan Rasen yang dapat dibilang cukup cepat.

"Kenapa dah perasaan? Kan bagus Cakra dioperasi? Apa yang salah coba?"  balas Juna disertai kernyitan.

"Lu tau kan gua itu anak IPA?! Nurut aja napa?! Gua mimpi gak jelas soalnya!"

"Mimpi apaan dah?"

Rasen terdiam bisu, dia tak berani memberitahukan Juna tentang mimpinya. Reaksi Rasen sungguh membuat Juna semakin penasaran. Ia menaruh kedua tangannya di pundak Rasen dengan sedikit guncangan.

"Cepet jawab! Kamu mimpi apa?! Gak usah diem aja kenapa!" pekik Juna agak keras sampai membuat Rasen tersentak.

"Aku,... aku,... aku mimpi," ucap Rasen terbata bata.

"Rasen Maheswa!!!"

"Aku mimpi Cakra pergi! Pergi untuk selama lamanya!"

*****

Tepat pada pukul delapan, Juna dan Rasen menginjakkan kaki di rumah sakit tempat Cakra dirawat. Disana sudah ada mama dan papa yang sedang mengobrol dengan dokter.

"Ma, pa, mana Cakra?"

"Ada di ruangan, kenapa memangnya Jun?"

Juna menggeleng kecil kemudian menarik lengan baju Rasen ke depan mama. Awalnya Rasen sedikit canggung mau mengatakan isi kepalanya, namun setelah memikirkan Cakra barulah keberanian nya meningkat.

"Ma, Rasen mau minta sesuatu, tapi mama janji mau nurutin ya?"

Mama beserta papa mengernyit heran. Pasalnya ini pertama kalinya Rasen meminta sesuatu dengan nada takut.

"Mau apa?"

"Ma, tolong batalin operasi Cakra," kata Rasen dengan nada yang semakin mengecil.

"Hah? Kan bagus Cakra dioperasi, kenapa kamu minta dibatalkan?" Suara mama nampak sedikit kecewa dengan permintaan Rasen.

"Rasen! Kamu bercanda sekarang? Kamu gak mau Cakra sembuh?!"

Rasen menggigit bibir dalamnya, tak ingin Cakra sembuh? Justru Rasen lah yang paling ingin Cakra sembuh. Dia takut, sangat takut mimpinya menjadi kenyataan.

"Ma, pa, Rasen mohon,.... selama ini Rasen belum minta apapun dari mama, Rasen udah gak berharap kasih sayang mama papa lagi kok, Rasen cuma mau Cakra selamat doang."

Tiga Jarum Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang