Happy Reading
*****Tik, tok...
Suara detikan jam menggema di sebuah ruangan. Hening, tak ada suara apapun kecuali bunyi jarum jam paling panjang yang tak lelah berputar.
Huft
Sudah kesekian kali helaan napas terdengar. Mengeluh memang tidak menyelesaikan masalah, namun apa boleh buat? Tak ada lagi yang dapat dilakukan kecuali mengeluh.
Helaan napas yang tak berujung itu berasal dari seorang pemuda yang kini duduk di sofa ruang tamu sembari menyeruput kopi hangat yang tadi sempat ia buat.
Tok, tok...
Suara ketukan pintu membuat nya bangkit untuk membuka pintu. Dengan rasa malas, sudut bibirnya dipaksakan untuk naik. Menutup matanya sebentar dan baru lah ia membuka pintu.
Dua orang dengan pakaian kantoran berdiri di hadapannya. Kedua orang itu nampak tersenyum sebenar, lalu keduanya mulai mengedarkan pandangan ke dalam.
"Cakra belum pulang Jun?" tanya salah satu nya yang berkelamin wanita.
Juna yang di hadapan mereka, tapi Cakra yang mereka cari. Rasen juga sama sama tidak ada, tapi Cakra yang selalu di khawatirkan.
"Belum ma, tadi pergi keluar."
"Kemana? Sama supir?"
Juna menggeleng kecil. Tadi seingatnya adik kembar terakhirnya itu pergi berjalan kaki.
"Jalan deh pa kayanya."
"Oh yaudah."
Setelah menanyai Cakra, dua orang tuanya itu masuk ke dalam melewati anak pertamanya.
Sekarang Juna sudah tak sedih lagi, lebih tepatnya dia sudah terbiasa dengan hal itu. Rasanya sudah tak sakit lagi.
Masuk ke dalam, Juna lekas mengambil kontak motornya di meja sekalian meraih jaket denim nya di punggung sofa.
"Juna mau kemana?" tanya mama.
"Mau nyusul Rasen ma."
"Oh iya yah, gak ada Rasen. Memang Rasen kemana Jun?"
Jujur sekarang Juna sangat geram. Cakra tak terlihat mereka pasti langsung bertanya tanya. Sedangkan Rasen menghilang seharian pun mereka tak peduli.
"Tadi sih katanya ada urusan, ini mau Juna susul karna minta jemput di kafe."
Mama hanya ber'o'ria dengan anggukan kecil di susul Juna yang laju pergi dari rumahnya itu.
Motor Juna mengebut melewati halaman rumahnya yang cukup besar dan tak sengaja berpapasan dengan Cakra dan wajah datar nya. Juna berhenti sejenak di depan Cakra.
"Cepet masuk, mama sama papa nyariin," kata Juna ketus.
Adik terakhirnya yang bernama Cakra itu tak menggubris Juna sama sekali dan memilih pergi tanpa melihat atau mendengarkan Juna.
Yah, seperti itu lah sosok Cakra. Tidak peduli pada dua kakak nya sama sekali dan hanya memikirkan dirinya. Dia bahkan tak segan segan bercanda ria, tertawa, dan berbahagia dengan orang tua nya tanpa menoleh Juna dan Rasen. Itu lah sebab Juna sangat benci padanya.
Juna kembali memutar gas motornya melaju ke tempat Rasen berada dengan kecepatan penuh.
Beberapa menit kemudian, sampailah Juna di kafe tempat Rasen dan teman teman nya berkumpul.
"Oy Rasen!"
Orang yang dipanggilnya langsung berdiri menoleh ke arah Juna dengan senyuman merekah. Tangannya melambai lambai menyuruh Juna menghampirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Jarum Jam [END]
Conto[Biasakan follow sebelum baca! Serta hargai karya Author dengan Voment! Bagi yang mau numpang baca doang, mending gak usah dibaca!!!] Juna ini anak hebat, sedari kecil ia selalu melakukan apapun sendiri tanpa bantuan orang tua. Kasih sayang orang tu...