VIII

529 45 6
                                        


HAPPY READING
*****

Du bal miteul samkin eodumi
Kegelapan yang merambat di kakiku

Neomu duryeowo
Sangat menakutkan

But i don't wanna take it back
Tapi aku tak akan kembali

Rasen menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sudah terbendung air yang memaksa keluar. Mereka mengerti, kegelapan yang Cakra maksud itu penyakit, kehidupan, serta Juna dan Rasen yang menjauhinya.

Sel su eobneun bam
Tak terhitung malam yang ku lewati

Trough the wind and rain
Melewati derasnya hujan dan dinginnya angin

Gidael goseun eopseo
Tak ada tempat bersandar

Tto mami illeongigeon hae
Dadaku menggigil kedinginan lagi

Pikiran pikiran sedih langsung menggumpal di kepala Juna, mengingat bagaimana selama ini adiknya bertahan melawan semua sendiri.

Sekali lagi, Juna merasa gagal menjadi seorang kakak.

Nun apeul garin jiteun
Rasa takut di depan mataku ini

Angaegateun fear
Seperti kabut tebal yang membutakan

Hal su itneun geon ojik
Yang bisa ku lakukan hanyalah

Neoreul midneun il
Percaya pada diriku sendiri

Eoryeopge mam meogeun sungan
Saat kita sudah tau apa yang kita inginkan

Mabeopcheoreom jayurowo
Seperti sihir, kita akan merasa bebas

Lagu yang Cakra nyanyikan, ini murni tentang kehidupannya. Dari sinilah Juna dan Rasen menyadari bagaimana Cakra selama ini sendiri tanpa tempat bersandar.

Don't stop me falling
Jangan hentikan aku terjun

'Cause i'm free falling now
Karena sekarang aku bebas

Buranhan mame eoneusae
Aku begitu khawatir sampai tak sadar

Pyeolchyeojin nalgae
Sayapku kini sudah terbentang bebas

Jogeumssik meolli, deo meolli
Aku akan terus terbang menjauh dan lebih jauh lagi

Naraga bolge
Terbang semakin jauh

Itu benar, Cakra sudah bebas. Ia merasa sudah bebas dan ia ingin terbang menjauh. Sayap Cakra sudah terbentang dan siap untuk terjun lalu terbang bebas ke tempat yang ia inginkan. Mungkin ini sedikit egois, namun Juna dan Rasen berharap Cakra bertahan sedikit lagi, mereka belum siap melihat Cakra bebas.

Penampilan Cakra benar benar menguras air mata. Tak sedikit siswa yang mulai menangis sekarang. Tepat setelah Cakra selesai menyanyi, Tirta dan Chandra menghampirinya.

Cakra nampak tersenyum, ia lalu merentangkan kedua tangannya untuk temannya itu yang sudah terisak.

"Kenapa nangis sih? Kalian gak seneng aku bebas."

Tiga Jarum Jam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang