04. Janji Mevrick

27 7 1
                                    

"Jika perpisahan menjadi akhir dari sebuah hubungan, biarkan kata 'ikhlas' yang menjadi jawaban."

•••••

MEVRICK masih setia di taman rumahnya. Pemuda itu duduk di alas gazebo dengan pandangan tanpa dialihkan dari bunga-bunga dekat kolam ikan. Senyumnya terus merekah tatkala matanya bertemu dengan sosok makhluk yang sedari tadi asyik terbang ke sana-kemari, hinggap di bunga satu ke bunga lain secara bergantian.

Makhluk kecil bersayap biru itu tak lagi memberontak ketika berada di dekat Mevrick setelah perbincangan singkat beberapa menit lalu.

"Jaga bicaramu! Aku peri alam. Namaku Mylaerla Sarxidor." Makhluk kecil berjenis peri itu memperkenalkan diri.

Mevrick yang tak begitu mendengar ucapan makhluk kecil itu, semakin mendekatkan wajahnya pada makhluk bersayap tersebut.

"Kau bilang apa? Coba katakan sekali lagi."

Makhluk kecil itu mendengkus, membuang wajah sekilas, setelahnya kembali menatap manik Mevrick.

"Dasar manusia! Aku peri alam, namaku Mylaerla Sarxidor. Mau kuulang lagi?"

Setelah mendengar penuturan jelas dari makhluk itu, Mevrick menjaga jarak, menjauhkan kepalanya dari makhluk magis tersebut.

"Namamu susah. Orangtuamu pandai memberi nama. Mereka memanggilmu siapa?"

Tak menjawab. Si makhluk kecil itu justru mengepakkan sayapnya lantas hinggap di bahu Mevrick.

"Aku duduk di sini tidak apa, 'kan?" tanya makhluk kecil itu pada Mevrick. Pemuda itu mengangguk singkat.

"Ibu, Ayah dan teman-teman memanggil aku Myla."

"Berarti mulai sekarang aku memanggilmu Myla?" tanya Mevrick.

Makhluk kecil itu mengangguk.

"Nama yang lucu. Kalau aku memanggilmu Sayang gimana? Apa boleh?" Mevrick menoleh, menatap makhluk kecil yang hinggap di bahunya dengan tatapan menggoda sembari menaikkan satu alis tebalnya.

"Sayang? Itu bahasa apa?" Mahkluk kecil bernama Myla itu bertanya polos.

Sontak gelak tawa diudarakan oleh Mevrick sekilas. "Lupakan. Berarti mulai sekarang aku memanggilmu Myla, ya." Mevrick kembali berkata. Myla hanya mengangguk kecil dengan pandangan menatap lurus ke depan.

Terjadi hening antara keduanya selama beberapa saat. Mevrick kembali menatap Myla, sorot matanya mengisyaratkan kalau ia ingin bertanya sesuatu pada makhluk kecil itu.

"Myla, boleh aku bertanya padamu?"

Myla menoleh, menatap manik Mevrick, lantas mengangguk. "Mau tanya apa?"

Mevrick menghela napas, mengedarkan pandangan ke depan, membuang muka dari hadapan Myla. Sedetik kemudian kembali menatap makhluk kecil itu.

[END] Lintas Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang