10. Kehilangan jati diri

13 3 11
                                    

"Sungguh menyakitkan melihat orang yang sangat kamu cintai, mencintai orang lain, tapi, itu lebih menyakitkan ketika kamu mengetahui bahwa kamu hanyalah jembatan mereka untuk menyeberang ke orang yang mereka cintai."

•••••

SUDAH hampir satu jam lebih Myla kehilangan kesadarannya. Netra gadis itu masih terpejam dengan setengah tubuhnya tertutup oleh kain selimut. Kepalanya masih berada di paha Mevrick, dengan usapan lembut yang masih saja lelaki itu torehkan kepadanya.

"Ini gimana, Fin? Gue takut kalau dia beneran hilang ingatan." Mevrick kembali mengeluh.

Sang empu seketika mengedarkan pandangan dari buku ke sahabatnya. "Lo udah berapa kali ngomong kek gitu, hah? Kalau dia hilang ingatan, ya udah, kita cuma perlu buat ingatin siapa dirinya lagi. Simpel?"

Mevrick mendengus, ia meraih bantal yang ada di kursi sebelahnya, lantas melemparnya ke kepala Lefin.

"Lo kira mudah? Semudah membalikkan telapak tangan, hah!" sentak Mevrick. Kini pemuda itu menghentikan usapan rambut Myla, beralih berdiri, tepat di depan Lefin.

Sorot mata keduanya bertemu. Saling melempar tatapan satu sama lain. "Lo udah dapat informasi apa aja dari buku aneh lo itu?" Mevrick kembali bersuara, bersedekap dada.

Lefin mengembus napas, menutup buku, lantas beranjak berdiri. "Lo daritadi bacot mulu sialan. Lo baca sendiri aja buku ini." Pemuda itu menyerahkan buku dengan tebal seribu lebih halaman lebih pada sahabatnya.

Mevrick tidak langsung menerima, ia melirik sejenak buku yang disodorkan oleh Lefin. Tangannya hendak terulur, menerima buku dari tangan sahabatnya, tetapi tak sempat selepas mendengar suara renguhan dari belakang.

"Myla, kau udah sadar?" Mevrick lantas berbalik dan kembali duduk ke sofa, membaringkan kepala Myla di atas pahanya.

"Myla? Kau dengar aku, 'kan?" Mevrick bersuara, mengusap wajah Myla--sesekali menepuknya pelan.

Lefin kembali duduk ke sofa, memangku buku dengan tebal seribu halaman lebih dengan pandangan mengarah ke sofa sebelahnya.

Gadis yang terbaring di sofa itu hanya merengkuh dengan tubuh bergerak ke kanan-kiri, seperti kerasukan.

"Myla? Kau kenapa? Myla!" Mevrick kontan panik, ia segera berdiri dan jongkok di hadapan Myla.

"Myla! Sadarlah!" Mevrick meraih pergelangan tangan Myla, mengusapnya.

"Dia kesurupan anjir! Panggilin orang pintar! Buru, Rick!" Lefin ikut panik, dia memeluk buku fantasinya dengan memasang ekspresi meringis.

Mevrick menoleh ke Lefin sejenak, lalu kembali menatap wajah elok Myla. "Gue nggak ada kenalan orang pintar, tapi ... MYLA!"

Tubuh gadis di hadapan Mevrick mulai menyusut perlahan. Lama kelamaan tubuhnya mulai menghilang dari indra penglihatan pemuda itu. Setelah hampir 8 detik tubuh Myla menyusut, Mevrick membuka selimut yang tadinya menutupi tubuh gadis itu.

Bola mata Mevrick kontan membulat kala mendapati wujud Myla sekarang. Gadis itu telah berubah wujud kembali ke semula, seekor peri. Tubuh yang mulanya besar kini kembali kecil, tinggi yang tadinya sekitar 157senti kini telah menyusut menjadi 24senti.

[END] Lintas Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang